https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Selasa, 29 Agustus 2017

Garuda Muda Raih Perunggu di SEA Games ke-29 Kuala Lumpur



Tepat hari ini : Selasa, 29 Agustus 2017 timnas sepakbola Indonesia U-22 berhasil meraih medali perunggu usai menaklukan perlawanan dari timnas Myanmar dengan skor 3-1. Sempat tertinggal di babak pertama, skuad garuda muda tampil heroik di babak kedua dengan di masukkannya Ezra Walian. Nampaknya para pemain menerapkan instruksi dari Luis Milla Aspas, pelatih Indonesia.

Sebenarnya hasil ini bukanlah hasil yang ditargetkan timnas U-22 Indonesia di SEA Games 2017, sebelumnya tim Garuda Muda sudah menargetkan medali emas setelah gagal di Kualifikasi Piala Asia 2018. Tapi apapun itu hasilnya, timnas Indonesia sudah memberikan yang terbaik, hanya saja timnas kita kurang beruntung, karena dalam segi dan skill permainan sudah di atas lawan-lawannya.

Sebelum meraih medali perunggu pada hari ini, inilah perjuangan timnas Indonesia mulai dari ujian di group berat serta melawan tuan rumah di semi final.

15 Agustus 2017
Dua hari sebelum memperingati kemerdekaan Indonesia, timnas Garuda melakoni laga pertamanya di Group B melawan Thailand, lawan yang cukup berat. Pertandingan terakhir kedua tim berlangsung dengan skor kaca mata satu bulan sebelumnya ketika berlaga di Kualifikasi Piala Asia 2018. Melawan Thailand, timnas tampil luar biasa di menit-menit awal dengan menggempur pertahanan Thailand, seakan timnas tidak sedang bermain dengan tim kuat Thailand. Namun keasyikan menyerang, gawang Kartika Ajie bobol di pertengahan babak pertama. Setelah itu, timnas kembali menggempur pertahanan Thailand.

Timnas Garuda berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua melalui eksekusi penalty Septian David Maulana yang sebelumnya Osvaldo Haay dijatuhkan oleh pemain bertahan Thailand di dalam kotak penalty. Hingga peluit akhir dibunyikan, Indonesia berhasil menahan imbang Thailand.

17Agustus 2017
Tepat di hari kemerdekaan Indonesia, timnas menghadapi Filipina pada pukul 19.45. tampil dengan percaya diri, Septian David Maulana sudah membuka keunggulan bagi timnas Indonesia di menit-menit awal babak pertama. Umpan dari Putu Gede berhasil dikonversi gol oleh Septian dengan goal indahnya. Di penghujung babak pertama, Hargianto berhasil menggandakan keunggulan Indonesia meneruskan umpan dari Septian David Maulana.

Di babak kedua, Indonesia semakin menggempur pertahanan Filipina. Alhasil, Saddil Ramdani berhasil menambah keunggulan Indonesia menjadi tiga gol. Pada malam itu Indonesia menang 3 goal tanpa balas. Di pertandingan ini, ada hal yang menarik. Pasalnya, pencetak goal Saddil Ramdani bernomor punggung 17, sementara Hargianto bernomor punggung 8 yang mencetak gol pada menit ke 45’ dan laga ini sendiri dimulai pada pukul 19.45. Sama persis dengan hari kemerdekaan Indonesia : 17-8-1945

20 Agustus 2017
Di pertandingan ke-3, Indonesia melawan Timor Leste yang dulunya merupakan bagian dari wilayah Indonesia. Tanpa di duga, Timor Leste bermain dengan agresif yang membuat barisan pertahanan Indonesia cukup panik. Namun tandukan Marinus Wanewar yang meneruskan umpan Septian David Maulanan berhasil mengubah skor menjadi 1-0 untuk keunggulan Indonesia, sehingga membuat timnas Garuda menjadi lebih percaya diri.

Di menit-menit akhir pertandingan, ada sebuah insiden yang sangat merugikan timnas Indonesia, pasalnya Evan Dimas yang dilanggar oleh pemain Timor Leste malah diberikan kartu kuning oleh wasit sehingga Evan Dimas sudah mengantongi dua kartu kuning. Dengan begitu, Evan Dimas tidak bisa bermain ketika timnas Indonesia melawan Vietnam yang difavoritkan menjadi juara. Tentu saja ini adalah hal yang sangat merugikan, namun Evan Dimas mengatakan bahwa ada hikmah dibalik semua ini.

22 Agustus 2017
Pada Selasa malam, Indonesia harus melawan Vietnam tanpa Evan Dimas. Perannya pun digantikan oleh Hani Sjahbandi dan Hargianto. Sejak wasit meniupkan peluitnya di babak pertama, timnas Vietnam selalu mengancam pertahanan Indonesia, namun barisan pertahanan Indonesia mampu meredam serangan dari para pemain Vietnam. Apalagi sosok kiper Satria Tama beberapa kali menyelamatkan gawang Indonesia dari kebobolan. Di pertengahan babak pertama, Septian David Maulanan hampir saja membuat goal untuk Indonesia, namun sepakannya masih bisa ditahan oleh kiper lawan. Babak pertama pun berakhir dengan skor kaca mata.

Di babak kedua, Vietnam semakin mendominasi permaianan, hingga pada 20 menit pertama babak kedua, Hanif Sjahbandi harus diusir oleh wasit setelah menerima kartu kuning kedua setelah melanggar pemain tengah Vietnam. Timnas Indonesia pun semakin berat menjalani pertandingan dengan 10 orang pemain, sementara Vietnam terus menggempur Indonesia. Beberapa menit kemudian pahlawan dibawah mistar gawang Indonesia Satria Tama harus ditanduk keluar karena cedera, terlihat Satria Tama menangis karena tidak bisa meneruskan pertandingan. Satria Tama pun digantikan oleh Kartika Ajie yang sebernarnya belum fit untuk bermain, namun nampaknya Kartika Ajie tidak mempedulikannya. Sepanjang pertandingan, Vietnam selalu menyerang pertahanan Indonesia, namun barisan pertahanan timnas Garuda tampil sangat baik, ini tak lepas dari rotasi yang dilakukan oleh Coach Luis Milla. Jelang akhir pertandingan, gawang Indonesia hampir saja bobol oleh penyerang Vietnam, namun Kartika Ajie mampu menepis bola sehingga bola mengenai mistar gawang dan keluar area permainan. Hingga babak kedua selesai, Indonesia berhasil menahan imbang Vietnam.

24 Agustus 2017
Laga kali ini merupakan laga hidup mati Indonesia jika ingin melangkah ke semi final. Sebab langkah Indonesia ditentukan pula oleh pertandingan antara Thailand dengan Vietnam, apabila Thailand bermain dengan Vietnam, Indonesia harus mencetak tiga gol ke gawang Kamboja untuk melangkah ke semi final, atau jika Thailand dan Vietnam saling ‘bunuh’, Indonesia hanya butuh menang melawan Kamboja dengan skor berapapun. Di babak pertama, timnas Indonesia yang sudah kembali dipimpin oleh Evan Dimas di lapangan tengah sulit sekali menciptakan goal pertama. Saat itu Kamboja bermain sangat baik, mengingat ini adalah pertandingan terakhir bagi Kamboja di fase group karena mereka sudah dipastikan tidak akan lolos ke semi final, dan mereka juga belum menciptakan satu poin pun di fase group sehingga mereka bermain sangat terbuka. Di ujung babak pertama, mala petaka datang pada Kamboja, sebab pemainnya diusir wasit setelah mendapatkan kartu kuning kedua setelah melanggar pemain Indonesia. Skor 0-0 pun menutup babak pertama.

Di babak kedua Coach Luis Milla memasukkan Ezra Walian dan Febri Haryadi menggantikan Marinus Wanewar dan Osvaldo Haay. Pergantian ini sangat brillian sekali, sebab belum lama masuk menggantikan Marinus Wanewar, Ezra langsung membuka goal untuk Indonesia akibat kemelut di dalam kotak penalty Kamboja, dan kemelut itu diawali dari umpan silang Febri Haryadi yang juga baru masuk di babak kedua. Goal itu membuat para pemain semakin semangat, mengingat di pertandingan lain, tanpa diduga Vietnam sudah kebobolan tiga gol tanpa balas oleh Thailand, dengan hasil ini Thailand akan lolos ke semi final sebagai juara group, sementara jika Indonesia menang melawan Kamboja, Indonesia akan lolos ke semi final sebagai runner up. Di pertengahan babak kedua, Febria ‘Bow’ Haryadi mampu menggandakan keunggulan Indonesia dengan goal jarak jauhnya yang sangat fantastis, goal kelas dunia yang juga memupus harapan Kamboja untuk mengalahkan Indonesia. Hingga babak kedua selesai, Indonesia unggul 2-0 atas Kamboja dan Thailand unggul 3-0 atas Vietnam. Dengan hasil ini, Indonesia akan menantang juara Group A di semi final, yaitu lawannya adalah tuan rumah Malayasia. Tentu saja itu adalah pertandingan yang sangat ditunggu-tunggu oleh kedua tim.

26 Agustus 2017
Pada Sabtu malam, Indonesia menghadapi tuan rumah Malaysia di semi final. Thailand sendiri sudah memastikan lolos ke final setelah menaklukan Myanmar 1-0 di menit-menit akhir pertandingan. Di semi final ini Indonesia tanpa tiga pilarnya yang tidak bisa main akibat akumulasi kartu kuning, mereka adalah sang kapten Hansamu Yama, Hargianto, dan penyerang Marinus Wanewar. Supporter Indonesia yang hadir di Stadion Shah Alam berjumlah 10.000 karena sebanyak itulah jatah untuk supporter Indonesia, sementara supporter Malaysia sekitar 5 kali lipatnya dari supporter Indonesia. Namun meskipun begitu, timnas kita mampu percaya diri dan bermain sangat enjoy. Sepertinya mereka mendengar instruksi Coach Luis Milla yang meminta anak asuhnya untuk menikmati laga semi final. Di babak pertama, Indonesia mampu menguasai jalannya pertandingan, terlihat pemain Malaysia begitu tidak berkembang dan selalu panik jika Indonesia melakukan serangan. Peluang-peluang emas dari Ezra Walian masih belum mampu dikonversi menjadi goal. Hingga peluit babak pertama dibunyikan, skor masih imbang 0-0.

Di babak kedua, timnas Garuda semakin percaya diri. Kedua tim bermain dengan cukup sportif mengingat belum ada kartu kuning yang dikeluarkan oleh wasit. Di pertengahan babak kedua, Septian David Maulana harus ditanduk keluar karena menderita cedera. Tentu ini sangat merugikan Indonesia. Beberapa menit kemudian, Ezra pun digantikan oleh Saddil Ramdani, sehingga tak ada striker murni di kubu Indonesia. Yabes Roni pun menjadi penyerang dadakan di laga itu. Menit ke-87’ awal petaka bagi Indonesia, pemain berbahaya Malaysia Thanabalan mampu mencuri goal berkat tandukannya menerima umpan dari sepak pojok rekannya. Sementara pertandingan akan segera usai tiga menit lagi waktu normal. Namun official pertandingan memberikan waktu tambahan 5 menit. Dan itu adalah waktu yang cukup untuk Indonesia menyamakan kedudukan, dan tentu itu merupakan waktu yang panjang bagi Malaysia. Di tambahan waktu 90+3’, Osvaldo Haay terjatuh dikotak penalty Malaysia, namun wasit tidak meniup peluitnya tanda pelanggaran. Alhasil goal kick untuk Malaysia, tak lama berselang peluit akhir pertandingan pun dibunyikan. Indonesia harus menerima kekalahan ini dengan lapang dada meskipun kecewa pasti akan dirasakan. Setelah peluit itu, para pemain Indonesia menangis tersedu karena kecewa tidak bisa melangkah ke final. Perlu diketahui, istirahat Indonesia sangat sedikit dibanding dengan Malaysia, ditambah Indonesia harus melawan 5 tim sebelum melawan Malaysia, sementara Malaysia sendiri hanya melawan 4 tim.

29 Agustus 2017
Indonesia kembali berlaga untuk memperebutkan medali perunggu melawan Myanmar. Sama dengan Indonesia, Myanmar pun kecolongan di menit-menit akhir pertandingan semi final ketika melawan Thailand. Timnas Garuda harus melupakan kekalahan atas Malaysia 3 hari lalu, dan harus tampil semangat demi bangsa Indonesia. Di babak pertama, pertahanan Indonesia sering di ‘eksploitasi’ oleh Myanmar, beberapa kali bola memantul ke mistar gawang Indonesia. Namun penampilan Satria Tama sangat baik sekali. Menit ke-15, gawang Satria Tama bobol oleh pemain Myanmar. Setelah goal itu Indonesia tampil menyerang dan membuat pertahanan Myanmar panik, namun gawang Myanmar masih aman dari kebobolan. Di pertengahan babak pertama Andy Setyo harus ditanduk keluar lapangan karena cedera dan harus digantikan oleh Rezaldi Hehanusa yang sebenarnya masih belum fit. Hingga babak pertama berakhir, skor 1-0 untuk keunggulan Myanmar pun bertahan.

Di babak kedua, Coach Luis Milla memasukkan Ezra Walian untuk menggantikan Marinus Wanewar. Pergantian ini sangat ampuh sekali, karena Ezra sering membuat pertahanan Myanmar kelimpungan. Hasilnya pada menit ke-57’ Evan Dimas Darmono berhasil menyamakan kedudukan dengan tendangannya yang terkena sedikit blok pemain Myanmar sehingga berubah arah dan bola pun masuk ke gawang Myanmar. Dua menit berselang, tepatnya menit ke-59’ Septian David Maulanan membuat Indonesia membalikan keadaan menjadi 2-1 lewat goal cantiknya. Keunggulan Indonesia bertambah menjadi 3-1 setelah Rezaldi Hehanusa berhasil mencetak goal spektakuler dari luar kotak penalty setelah water break. Hingga wasit meniup peluit tanda akhir pertandingan, Indonesia pun berhasil mengalahkan Myanmar dengan skor 3-1 dan berhak atas medali perunggu untuk dibawa ke Indonesia.

Saya pribadi merasa sangat bangga dengan hasil ini meskipun timnas Garuda tidak bisa membawa pulang emas. Permainan Indonesia sudah sangat baik sekali dari hari ke hari, tim Coach Luis Milla mampu menaikkan graik penampilan Indonesia, timnas kita hanya kurang beruntung saja. Semua pemain sudah memiliki skill yang sangat baik, semua lini pun sudah sangat baik berkat rotasi yang dilakukan oleh Luis Milla Aspas mantan pemain Real Madrid ini. Saya berharap semoga setelah turnamen ini, timnas Garuda baik yang muda sampai senior bisa berlaga dengan sangat baik dan mengharumkan bangsa Indonesia. Setelah ini ada turnamen Piala AFF U-19 dan juga Asian Games 2018. Semoga kita bisa juara. Aamiin. SEA Games 2019 kita buktikan!

Inilah para pahlawan pemain timnas Indonesia U-22 yang berlaga di SEA Games ke-29 Kuala Lumpur, Malaysia :

Penjaga gawang : Kartika Ajie, Satria Tama, Dicky Indriyana
Pemain belakang : Hansamu Yama Pranata (C), Andy Setyo Nugroho, Putu Gede Juni Antara, Gavin Kwan Adsit, Rezaldi Hehanusa, Ricky Fajrin, Ryuji Utomo
Pemain tengah/Gelandang : Evan Dimas Darmono, Hargianto, Septian David Maulana, Hanif Sjahbandi, Asnawi Mangkualam
Pemain sayap : Febri Haryadi, Saddil Ramdani, Osvaldo Haay, Yabes Roni
Penyerang : Marinus Wanewar Marianto, Ezra Walian



MENANG KAMI SAMBUT, KALAH KAMI JEMPUT!!!
BRAVO TIMNAS INDONESIA!!! KITA JUARA!!!