https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Sabtu, 20 Juni 2020

Masih Setia Menunggu


Waktu berjalan begitu cepat. Aku rasa, baru saja kemarin aku pertama kali melihatmu memakai baju putih merah. Sekarang, kau sudah beranjak dewasa. Kamu semakin menawan, parasmu semakin cantik. Tidak heran, sejak dulu aku memang selalu kagum padamu.

2013 aku pertama kali mengenal kamu, dan saat itu pula aku mulai mencintaimu. Ya, sesederhana dan secepat itu aku mampu mencintaimu hanya karena pandangan pertama. Dan tidak terasa, kini sudah 7 tahun aku memendam rasa padamu. Sempat ingin mengungkapkan rasa, namun semua itu selalu saja terlambat. Entah, aku tidak pernah bisa melupakanmu. Jujur, aku selalu saja mengharapkanmu.

Beberapa tahun lalu, ketika tahu kamu memiliki kekasih, aku kecewa dibuatnya. Ya, aku jujur, waktu itu aku memang sedang dekat pula dengan seorang wanita. Tapi melihat kamu dengan lelaki lain, rasanya ada yang tidak rela di hati ini. Namun, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Siapa pun lelaki itu semoga bisa membuatmu bahagia.

Aku bahagia melihat kamu bahagia. Meskipun ini hanya omong kosong. Aku berusaha bahagia melihat kamu bersama dengan lelaki lain. Aku sadar, bahwa kamu tidak akan peduli. Aku sadar bahwa kamu tidak akan tahu apa yang aku rasakan. Aku sadar betul kamu tidak akan tahu bahwa ada yang sangat menyangimu di sini, selalu. Kamu tidak akan tahu bahwa ada lelaki yang selama 7 tahun memendam rasa sayang dan cinta pada kamu. Kamu boleh anggap aku bodoh, tapi aku benar-benar tulus mencintaimu.

Ketika tahu kamu kehilangan orang tuamu kala itu, aku amat sedih. Aku ingin sekali menghiburmu hari itu juga, namun aku sama sekali tak kuasa. Ketika kamu baru lulus sekolah, aku ingin setidaknya mengucapkan selamat, namun aku tak kuasa melakukannya. Ya, aku memang pengecut. Dari dulu aku memang pengecut, menyapa kamu saja tidak berani. Namun asal kau tahu, rasa ini sudah terlalu besar untuk kamu.

Kini aku punya alasan untuk mengenalmu lebih dekat. Aku punya kesempatan itu. Namun apakah kamu akan mengerti? Apakah kamu akan menerimaku? Atau kamu akan menganggapku tak ada? Apakah aku tidak bernilai di mata kamu? Apa pun itu, aku akan menerimanya.

7 tahun aku menunggu, 7 tahun aku memendam rasa padamu. Aku tak ingin menyesal seumur hidup karena aku tak bisa mengungkapkan rasa cintaku padamu. Izinkanlah aku untuk mencintaimu, izinkan aku untuk menyayangimu. Izinkan aku untuk bertemu denganmu untuk mengungkapkan itu semua, walau kenyataan pahit yang akan aku terima. Izinkan aku untuk menatap wajahmu, sekali ini saja, sekali seumur hidupku.

Sungguh, aku mencintaimu.