https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Minggu, 18 Desember 2016

Timnas Garuda Juara di Hati Masyarakat Indonesia :')

Tak terasa, akhirnya perhelatan akbar Piala AFF 2016 (Filipina dan Myanmar) yang setara dengan Piala Eropa-nya Asia Tenggara telah selesai dihelat mulai dari tanggal 19 November-17 Desember 2016. Gelaran Piala AFF tahun ini di tuan rumahi oleh Filipina dan Myanmar. Kurang lebih satu bulan yang begitu singkat, dan sang ‘Raja ASEAN’ Thailand berhasil keluar sebagai juaranya setelah menumbangkan timnas GARUDA dengan skor aggregat 3-2.

Ini adalah sebuah pencapaian yang besar bagi timnas Indonesia setelah vacuum dari dunia sepakbola selama satu tahun lebih akibat sanksi FIFA. Jelas menuju ke partai puncak dan menjadi Runner Up AFF Suzuki Cup 2016 adalah sebuah prestasi yang membanggakan bagi publik sepakbola Indonesia. Tak ada yang menyangka bahwa timnas kita akan terbang dan melangkah sampai ke babak puncak. Lolos dari penyisihan grup saja itu sudah hal yang cukup memuaskan, apalagi sampai bisa melaju ke babak final.

Timnas Indonesia hanya memiliki persiapan kurang lebih dua bulan untuk mengikuti turnamen bergengsi se-Asia Tenggara ini. Ditambah Coach Alfred Riedl hanya bisa memilih dua pemain dari masing-masing klub di gelaran TSC yang kurang jelas itu. Banyak sekali pihak klub yang tidak mengizinkan pemainnya untuk memperkuat skuad timnas Indonesia agar bisa fokus untuk berlaga di TSC yang masih belum tentu arahnya, sebuah alasan yang konyol di dunia persepakbolaan. Tetapi opa Riedl percaya dengan skuad yang dibawanya ke Piala AFF 2016, target lolos penyisihan grup adalah target yang realistis dan tidak muluk-muluk mengingat Indonesia masuk ke dalam grup neraka; yang di dalamnya diisi tim kuat Thailand ‘(King of ASEAN)’, tuan rumah Filipina, dan juga peraih trofi AFF sebanyak 4 kali Singapura.

Perjalanan dan perjuangan timnas Indonesia mencapai babak puncak sangatlah sulit, tetapi dengan jiwa pantang menyerah dan semangat juang yang tiada hentinya, timnas kita mampu menepis komentar-komentar pihak lain tentang partisipasi timnas Garuda di ajang dua tahunan ini. Timnas Indonesia mampu membuktikan bahwa mereka mampu menampilkan yang terbaik meski dengan persiapan yang sangat minim. Meskipun dianggap sebagai underdog, timnas kita mampu melangkah jauh sampai ke babak puncak. Di pertandingan pertama tanggal 19 November lalu Indonesia harus takluk di tangan Thailand dengan skor 4-2, dan itu merupakan awal yang kurang memuaskan, tetapi Indonesia mampu memberikan perlawanan yang sangat berarti bagi lini pertahanan Thailand dengan menciptakan dua gol lewat sundulan. Di pertandingan kedua (22 November), Indonesia berhasil menahan imbang sang tuan rumah Filipina dengan skor 2-2, dan hasil itu semakin membuka peluang Indonesia untuk melaju ke semi final walau kecil. Di pertandingan terakhir babak grup (25 November), Indonesia mampu mengalahkan Singapura dengan skor 2-1, meskipun sempat tertinggal terlebih dahulu namun timnas kita mampu bangkit di babak kedua, dan Indonesia pun berhak melaju ke semi final karena di waktu yang bersamaan Filipina dikalahkan Thailand dengan skor tipis 1-0.

Di babak semi final, Indonesia menantang kekuatan dari timnas Vietnam yang merupakan pemuncak klasemen di grup yang berbeda (grup B). Semi final leg pertama (3 Desember) yang dilangsungkan di Indonesia tepatnya di stadion baru Pakansari, Cibinong, Bogor; Indonesia mampu mengalahkan Vietnam dengan skor 2-1. Indonesia pun semakin semangat dengan kemenangan itu untuk bermain di kandang Vietnam. Dan terbukti, di Hanoi Vietnam (7 Desember), timnas Indonesia mampu menahan imbang tuan rumah Vietnam dengan skor 2-2. Dan itu merupakan pertandingan yang sangat dramatis dan tidak akan pernah dilupakan oleh kedua kesebelasan. Awalnya, tidak ada yang menduga bahwa timnas kita mampu membobol gawang Vietnam terlebih dahulu, namun Vietnam mampu membalikkan keadaan meski bermain dengan 10 pemain akibat penjaga gawang mereka yang terkena kartu merah oleh wasit kontroversial itu. Namun dengan semangat juang yang tinggi, Indonesia mampu menyamakan kedudukan lewat eksekusi penalty dari Manahati Lestusen di babak extra time, skor pun berubah menjadi aggregat 4-3 untuk kemenangan Indonesia. Timnas Indonesia pun kembali membuat kejutan dengan berhasil melaju ke babak puncak untuk merebut gelar Piala AFF untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola senior Indonesia.

Di babak final, Indonesia bertemu dengan timnas Thailand yang sebelumnya melangkah mulus ke final dengan mengalahkan timnas Myanmar dengan skor aggregat 6-0, nyaris tanpa beban. Dari babak penyisihan hingga babak semi final leg 2, Thailand hanya kebobolan dua gol saja, dan itu pun gol dari pemain timnas Indonesia saja. Sementara, gawang Kurnia Meiga sudah kebobolan sebanyak 10 gol, tetapi penampilan penjaga gawang agresif itu sangat memuaskan karena banyak sekali penyelamatan-penyelamatan berharganya. Babak final leg 1 (14 Desember), Indonesia dengan susah payah berhasil membuat malu Thailand dengan mengalahkannya dengan skor 2-1 meski pada babak pertama tertinggal terlebih dahulu oleh gol dari Teerasil Dangda. Kembali, Indonesia mampu come back lewat gol spektakuler dari Rizky Pora dan tandukan Hansamu Yama yang membuat Thailand harus menerima kekalahan pertamanya di ajang AFF 2016 ini, statistik Thailand pun mengalami penurunan setelah dipermalukan Indonesia di stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Nampaknya stadion Pakansari adalah stadion yang sangat angker bagi tim-tim lawan dari Indonesia, karena walaupun baru saja dipakai dua kali (melawan Vietnam dan Thailand), stadion itu sangat tidak bersahabat bagi negara lain. Pakansari memang mempunyai kenangan yang manis bagi timnas Indonesia, Thailand saja bisa dilibas.

Dan pada babak final leg 2 (17 Desember), giliran Indonesia yang menjamu Thailand di stadion Rajamangala, Bangkok yang berkapasitas sekitar 60000 orang. Untuk menambah semangat para pemain timnas Garuda, pihak PSSI pun memberangkatkan keluarga timnas ke Thailand untuk menyaksikan langsung kebanggaan keluarganya bermain dan berjuang untuk masyarakat Indonesia. Namun apa dikata, Indonesia dikalahkan Thailand dengan skor 2-0. Dan Thailand berhak untuk trofi kelimanya dengan mengalahkan Indonesia dengan skor aggregat 3-2. Kemenangan Thailand ini merupakan hal yang biasa, karena mereka sudah mempunyai banyak gelar Piala AFF. Dan mitos-mitos sebelum pertandingan (pemenang leg pertama akan menjadi juara, Teerasil Dangda top skor Thailand gagal juara, Indonesia seperti Portugalnya Asia, Leicesternya Asia) pun tidak terbukti, Indonesia harus puas menerima kenyataan yang cukup menyakitkan ini. Walaupun underdog, jika sudah sampai di final siapa yang tidak mau juara. Tetapi perjuangan timnas Indonesia serta official tim dan juga pelatih staff pelatih patut diacungi 4 jempol karena bisa melangkah dan terbang sejauh ini tanpa ada yang menyangka sama sekali karena dengan persiapan yang minim juga Indonesia baru saja terbebas dari sanksi FIFA. Indonesia sudah juara, Indonesia memang juaranya. Meskipun Indonesia bukan juara AFF, tetapi timnas Indonesia telah menjadi juara di hati masyarakat Indonesia. Ini merupakan awal kebangkitan timnas kita, Garuda kita pasti bisa melangkah dan terbang lebih jauh lagi. Tak ada perjuangan yang sia-sia, ini belumlah saatnya kita membawa pulang piala AFF itu, tapi akan ada waktu untuk kita membawa piala itu ke tanah air bahkan kita bisa menjadi King of ASEAN yang sesungguhnya. Tetaplah semangat, buktikan bahwa sayap-sayap Garuda kita belumlah patah, kita masih bisa terbang lebih tinggi lagi. Kalian mampu kembali mempersatukan masyarakat Indonesia dengan sepakbola. TERIMAKASIH TIMNAS GARUDA, KAMI BANGGA PADAMU!!!

Inilah daftar nama 23 pemain pahlawan timnas Indonesia di ajang Piala AFF Suzuki Cup 2016 :
Penjaga gawang : Kurnia Meiga, Andritany Ardhyasa, Teja Paku Alam
Pemain belakang : Benny Wahyudi, Manahati Lestusen, Hansamu Yama Pranata, Abduh Lestaluhu, Fachruddin Aryanto, Yanto Basna, Abdul Rachman, Gunawan Dwi Cahyo
Gelandang : Bayu Pradana, Evan Dimas Darmono, Zulham Zamrun, Stefano Lillipaly, Andik Vermansah, Rizky Pora, Dedi Kusnandar, Bayu Gatra
Pemain depan : Boaz Solossa (Captain), Ferdinand Sinaga, Lerby Eliandry, Muchlis Hadining Saepullah

Senin, 12 Desember 2016

Final ke-5 untuk Timnas Garuda (Semoga Juara)

Selamat siang kawan-kawan semua pecinta sepakbola ataupun bukan pecinta sepakbola akhirnya saya hari ini bisa kembali membuat blog mengenai lolosnya timnas Indonesia ke babak final Piala AFF 2016 yang akan menantang tim terkuat di Asia Tenggara saat ini, yaitu Thailand.

Hari Rabu malam tepatnya tanggal 7 Desember 2016 adalah hari yang tak akan pernah terlupakan oleh publik sepakbola Indonesia maupun Vietnam. Sebuah pertandingan yang sangat dramatis, sarat akan emosi, mental, dan perjuangan demi meraih tiket ke babak puncak. Namun keberuntungan ada di pihak timnas Indonesia, anak-anak garuda berhasil menuju final menantang kekuatan Thailand yang sudah memastikan final setelah menang aggregat 6-0 atas Myanmar, sebuah hasil yang sangat fantastis.

Ini adalah babak final piala AFF ke-5 bagi timnas Indonesia, dan sampai saat ini Indonesia belum bisa menjuarai piala AFF. Dimulai dari tahun 2000, 2002, 2004 saat masih bernama Piala Tiger dan terakhir saat final 2010 (sudah Piala AFF) gagal mendulang juara setelah dikalahkan Malaysia dengan kemenangan aggregat 4-2 yang membawa Malaysia pertama kali menjuarai Piala AFF. Dan pada tahun 2016 ini Indonesia akan bertemu Thailand di final. Sebelumnya, Indonesia sudah dua kali bertemu di final dengan Thailand, yaitu pada tahun 2000 dan 2002. Tahun 2000 Indonesia kalah 4-1 oleh Thailand di kandang Thailand saat belum ada partai home dan away seperti sekarang ini, sementara pada tahun 2002 Indonesia harus rela memberikan gelar Piala Tiger kepada Thailand lewat babak adu penalty meski bermain di depan publik sendiri. Sempat tertinggal 2-0 pada babak pertama, timnas Indonesia mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada babak kedua sehingga memaksa pertandingan harus dilanjutkan ke babak extra time. Nampaknya, keberuntungan masih belum berpihak kepada timnas Indonesia.

Saya sendiri sangat tidak menyangka Indonesia bisa melangkah sejauh ini. Karena mengingat persiapan yang sangat singkat serta pelatih Alfred Riedl yang tidak bisa membawa semua pemain pilihannya ke Piala AFF, ditambah Irfan Bachdim yang cedera setelah bentrok dengan Hansamu Yama. Namun timnas Indonesia memiliki semangat juang 45 yang berkobar-kobar. Sempat terseok-seok di babak penyisihan dan sangat tidak di unggulkan, akhirnya Indonesia mampu memperlihatkan mental juaranya ketika pertandingan pertama dikalahkan oleh Thailand dengan skor telak 4-2 meski timnas kita sempat menyamakan kedudukan 2-2.

Sejak kekalahan itu, nampaknya Indonesia sama sekali tidak pernah putus harapan, dan terus menampilkan fighting spiritnya. Bermain imbang 2-2 melawan Filipina sempat membuka peluang Indonesia ke babak selanjutnya. Namun nampaknya itu sedikit berat mengingat pertandingan terakhir lawan yang dihadapi adalah Singapura yang sudah merasakan 4 kali juara AFF dan bersamaan dengan itu, Singapura mempunyai peluang yang sama seperti Indonesia dan Filipina. Sempat tertinggal 1-0 di babak pertama, Indonesia bangkit dibabak kedua dengan membalikkan keadaan menjadi 2-1 lewat gol Andik dan gol menit-menit terakhir dari Lilipaly, dan Indonesia pun berhak menuju semi final mengingat Thailand berhasil mengalahkan Filipina 1-0.

Di semi final leg pertama, Indonesia berhasil menekuk Vietnam dengan skor tipis 2-1 lewat tandukan Hansamu Yama Pranata yang merupakan gol dan pertandingan pertamanya di timnas senior. Gol kedua diciptakan Sang Kapten Boaz Solossa lewat eksekusi penaltynya. Gol Vietnam dilesakkan pemain bernomor punggung 10 lewat tendangan penaltynya. Dan nampaknya hadiah penalty bagi Vietnam sempat menjadi kontroversi, karena tidak jelas pelanggaran apa yang dibuat oleh Benny Wahyudi yang menyebabkannya mendapatkan kartu kuning.

Di leg kedua, Indonesia tampil sangat percaya diri dan siap untuk melangkah ke final. Namun, di stadion Vietnam itu sangat penuh sekali dengan pendukung Vietnam, ditambah dengan para pejabat-pejabat tinggi Vietnam, namun masih ada supporter Indonesia yang mendukung timnas Garuda di Vietnam. Sepanjang pertandingan babak pertama, Vietnam sangat menguasai pertandingan. Pada babak kedua pun Vietnam masih mendominasi pertandingan, namun Indonesia mampu mencuri gol lewat aksi Boaz yang menciptakan kemelut di kotak penalty sehingga Lilipaly berhasil memasukkan bola ke gawang Vietnam yang semakin mempersulit Vietnam untuk bisa melangkah ke final. Petaka terjadi ketika penjaga gawang Vietnam harus menerima kartu merah karena di anggap memprotes wasit atau apa itu masih menjadi kontroversi, karena wasit Tiongkok itu nampak tidak bekerja dengan adil dan begitu kontroversial yang merugikan tuan rumah Vietnam begitu juga Indonesia. Karena Vietnam sudah melakukan pergantian sebanyak tiga kali, terpaksa pemain belakang Vietnam pun harus menggantikan posisi penjaga gawang Vietnam yang diusir oleh wasit asal Tiongkok itu. Perjuangan Vietnam pun semakin berat, namun sepertinya itu semua semakin membuat para pemain Vietnam bermain lepas dan menekan seperti masih bermain dengan 11 pemain. Menit 83, awal petaka terjadi bagi Indonesia, karena pemain Vietnam berhasil menyamakan kedudukan lewat umpan yang diberikan oleh pemain mungil Vietnam lewat tendangan bebasnya. Menit 90, wasit mengangkat papan elektronik yang menandakan bahwa pertandingan akan ditambahkan sebanyak 5 menit, sebuah waktu yang sangat lama bagi Indonesia dan sangat singkat bagi Vietnam. Sementara, official dan pemain pengganti Indonesia sudah menunggu di pinggir lapangan untuk merayakan lolosnya Indonesia ke final. Menit 90+3  adalah hal yang paling menyesakkan bagi pemain Indonesia, semua pendukung timnas di Vietnam dan tanah air termasuk saya, karena Vietnam berhasil membalikkan keadaan dengan jumlah pemain yang hanya 10 menjadi 2-1 sehingga aggregat menjadi sama kuat 3-3. Saya pun hampir saja ingin melemparkan ponsel saya ke lantai, namun itu semua sia-sia. Dua menit menuju final harus tertunda selama 30 menit, sementara pemain inti sudah diganti semua oleh Coach Alfred Riedl. Boaz, Andik, dan Lilipaly sudah digantikan oleh Ferdinand, Zulham, dan Dedi Kusnandar. Menit 97 (7 menit babak pertama extra time), Ferdinand dilanggar di kotak penalty oleh kiper dadakan Vietnam, sehingga wasit pun memberikan hadiah penalty bagi Indonesia. Manahati Lestusen yang bertindak sebagai algojo pun berhasil menuntaskan tugasnya meskipun ia adalah pemain yang masih terbilang muda dengan usia baru 22 tahun, namun keberaniannya patut diacungi 4 jempol. Sehingga Vietnam harus menciptakan dua gol untuk memastikan lajunya ke final, namun itu semua sangatlah sulit, mengingat pemain yang hanya 10 dan juga sudah letih. Tak lama setelah itu, kontroversi wasit pun semakin bertambah setelah meralat keputusannya untuk memberikan hadiah penalty kedua untuk Indonesia setelah Rizky Pora dilanggar di kotak penalty. Tetapi walaupun begitu, hingga peluit akhir dibunyikan skor 2-2 tidak berubah sehingga skor aggregat menjadi 4-3 bagi kemenangan Indonesia yang membuatnya melangkah ke final Piala AFF 2016. Perjuangan selama 120 menit pun tidaklah sia-sia. Tetapi, saya sangat menghargai semangat juang tanpa henti dari timnas Vietnam, tanpa mengenal lelah. Dan saya berharap, di final nanti semangat Indonesia harus melebihi semangat para pemain Vietnam ini.

Meski Indonesia adalah tim yang baru keluar dari sanksi FIFA, persiapannya kurang dari tiga minggu, pemain yang tidak maksimal dibawa, serta kendala-kendala lainnya tidak membuat Indonesia menyerah. Timnas Indonesia mampu membuktikan kepada semua tim bahwa Indonesia patut diperhitungkan. Meski menjadi underdog, Indonesia mampu melaju ke final melalui perjuangan yang sangat hebat. Thailand adalah batu sandungan bagi Indonesia, dan merupakan tim sepakbola terkuat di Asia Tenggara. Namun itu semua belum bisa terbukti sebelum laga final diselenggarakan di kedua negara. Thailand bukan tidak mungkin untuk tidak bisa dikalahkan. Perlu diingat, hanya Indonesia satu-satunya tim yang mampu membobol gawang Thailand sebanyak 2 gol saat babak penyisihan tanggal 19 November lalu. Dan sampai saat ini, belum ada yang mampu membobol gawang Thailand. Dan semoga di laga final nanti, Indonesia bisa bermain spartan dan lebih baik untuk bisa mengalahkan Thailand dan merebut gelar juara AFF yang perdana. Tidak ada yang mustahil dalam sepakbola. Lihat saja pada tahun 2010, Malaysia yang kalah di babak penyisihan oleh Indonesia 5-1, akhirnya bisa membawa gelar juara AFF perdananya setelah mengalahkan Indonesia di babak final yang sebelumnya telah mengalahkannya di babak penyisihan. Dan semoga saja Indonesia bisa belajar dari tahun 2010 sehingga bisa mengunci gelar dan membawa Piala AFF pertamanya ke tanah air, Amin.

Andik Vermansyah mempunyai feeling bahwa Indonesia bisa menang. Dan saya pun mempunyai feeling, Indonesia bisa menjadi juara AFF tahun ini. Semoga saja, kita doakan bersama untuk kemenangan Indonesia. Apa pun hasilnya, timnas Indonesia patut diberikan penghargaan setinggi-tingginya berkat perjuangan kerasnya selama ini. Meskipun belum berlaga di final, namun timnas Indonesia sudah menjadi juaranya!