https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Senin, 12 Desember 2016

Final ke-5 untuk Timnas Garuda (Semoga Juara)

Selamat siang kawan-kawan semua pecinta sepakbola ataupun bukan pecinta sepakbola akhirnya saya hari ini bisa kembali membuat blog mengenai lolosnya timnas Indonesia ke babak final Piala AFF 2016 yang akan menantang tim terkuat di Asia Tenggara saat ini, yaitu Thailand.

Hari Rabu malam tepatnya tanggal 7 Desember 2016 adalah hari yang tak akan pernah terlupakan oleh publik sepakbola Indonesia maupun Vietnam. Sebuah pertandingan yang sangat dramatis, sarat akan emosi, mental, dan perjuangan demi meraih tiket ke babak puncak. Namun keberuntungan ada di pihak timnas Indonesia, anak-anak garuda berhasil menuju final menantang kekuatan Thailand yang sudah memastikan final setelah menang aggregat 6-0 atas Myanmar, sebuah hasil yang sangat fantastis.

Ini adalah babak final piala AFF ke-5 bagi timnas Indonesia, dan sampai saat ini Indonesia belum bisa menjuarai piala AFF. Dimulai dari tahun 2000, 2002, 2004 saat masih bernama Piala Tiger dan terakhir saat final 2010 (sudah Piala AFF) gagal mendulang juara setelah dikalahkan Malaysia dengan kemenangan aggregat 4-2 yang membawa Malaysia pertama kali menjuarai Piala AFF. Dan pada tahun 2016 ini Indonesia akan bertemu Thailand di final. Sebelumnya, Indonesia sudah dua kali bertemu di final dengan Thailand, yaitu pada tahun 2000 dan 2002. Tahun 2000 Indonesia kalah 4-1 oleh Thailand di kandang Thailand saat belum ada partai home dan away seperti sekarang ini, sementara pada tahun 2002 Indonesia harus rela memberikan gelar Piala Tiger kepada Thailand lewat babak adu penalty meski bermain di depan publik sendiri. Sempat tertinggal 2-0 pada babak pertama, timnas Indonesia mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada babak kedua sehingga memaksa pertandingan harus dilanjutkan ke babak extra time. Nampaknya, keberuntungan masih belum berpihak kepada timnas Indonesia.

Saya sendiri sangat tidak menyangka Indonesia bisa melangkah sejauh ini. Karena mengingat persiapan yang sangat singkat serta pelatih Alfred Riedl yang tidak bisa membawa semua pemain pilihannya ke Piala AFF, ditambah Irfan Bachdim yang cedera setelah bentrok dengan Hansamu Yama. Namun timnas Indonesia memiliki semangat juang 45 yang berkobar-kobar. Sempat terseok-seok di babak penyisihan dan sangat tidak di unggulkan, akhirnya Indonesia mampu memperlihatkan mental juaranya ketika pertandingan pertama dikalahkan oleh Thailand dengan skor telak 4-2 meski timnas kita sempat menyamakan kedudukan 2-2.

Sejak kekalahan itu, nampaknya Indonesia sama sekali tidak pernah putus harapan, dan terus menampilkan fighting spiritnya. Bermain imbang 2-2 melawan Filipina sempat membuka peluang Indonesia ke babak selanjutnya. Namun nampaknya itu sedikit berat mengingat pertandingan terakhir lawan yang dihadapi adalah Singapura yang sudah merasakan 4 kali juara AFF dan bersamaan dengan itu, Singapura mempunyai peluang yang sama seperti Indonesia dan Filipina. Sempat tertinggal 1-0 di babak pertama, Indonesia bangkit dibabak kedua dengan membalikkan keadaan menjadi 2-1 lewat gol Andik dan gol menit-menit terakhir dari Lilipaly, dan Indonesia pun berhak menuju semi final mengingat Thailand berhasil mengalahkan Filipina 1-0.

Di semi final leg pertama, Indonesia berhasil menekuk Vietnam dengan skor tipis 2-1 lewat tandukan Hansamu Yama Pranata yang merupakan gol dan pertandingan pertamanya di timnas senior. Gol kedua diciptakan Sang Kapten Boaz Solossa lewat eksekusi penaltynya. Gol Vietnam dilesakkan pemain bernomor punggung 10 lewat tendangan penaltynya. Dan nampaknya hadiah penalty bagi Vietnam sempat menjadi kontroversi, karena tidak jelas pelanggaran apa yang dibuat oleh Benny Wahyudi yang menyebabkannya mendapatkan kartu kuning.

Di leg kedua, Indonesia tampil sangat percaya diri dan siap untuk melangkah ke final. Namun, di stadion Vietnam itu sangat penuh sekali dengan pendukung Vietnam, ditambah dengan para pejabat-pejabat tinggi Vietnam, namun masih ada supporter Indonesia yang mendukung timnas Garuda di Vietnam. Sepanjang pertandingan babak pertama, Vietnam sangat menguasai pertandingan. Pada babak kedua pun Vietnam masih mendominasi pertandingan, namun Indonesia mampu mencuri gol lewat aksi Boaz yang menciptakan kemelut di kotak penalty sehingga Lilipaly berhasil memasukkan bola ke gawang Vietnam yang semakin mempersulit Vietnam untuk bisa melangkah ke final. Petaka terjadi ketika penjaga gawang Vietnam harus menerima kartu merah karena di anggap memprotes wasit atau apa itu masih menjadi kontroversi, karena wasit Tiongkok itu nampak tidak bekerja dengan adil dan begitu kontroversial yang merugikan tuan rumah Vietnam begitu juga Indonesia. Karena Vietnam sudah melakukan pergantian sebanyak tiga kali, terpaksa pemain belakang Vietnam pun harus menggantikan posisi penjaga gawang Vietnam yang diusir oleh wasit asal Tiongkok itu. Perjuangan Vietnam pun semakin berat, namun sepertinya itu semua semakin membuat para pemain Vietnam bermain lepas dan menekan seperti masih bermain dengan 11 pemain. Menit 83, awal petaka terjadi bagi Indonesia, karena pemain Vietnam berhasil menyamakan kedudukan lewat umpan yang diberikan oleh pemain mungil Vietnam lewat tendangan bebasnya. Menit 90, wasit mengangkat papan elektronik yang menandakan bahwa pertandingan akan ditambahkan sebanyak 5 menit, sebuah waktu yang sangat lama bagi Indonesia dan sangat singkat bagi Vietnam. Sementara, official dan pemain pengganti Indonesia sudah menunggu di pinggir lapangan untuk merayakan lolosnya Indonesia ke final. Menit 90+3  adalah hal yang paling menyesakkan bagi pemain Indonesia, semua pendukung timnas di Vietnam dan tanah air termasuk saya, karena Vietnam berhasil membalikkan keadaan dengan jumlah pemain yang hanya 10 menjadi 2-1 sehingga aggregat menjadi sama kuat 3-3. Saya pun hampir saja ingin melemparkan ponsel saya ke lantai, namun itu semua sia-sia. Dua menit menuju final harus tertunda selama 30 menit, sementara pemain inti sudah diganti semua oleh Coach Alfred Riedl. Boaz, Andik, dan Lilipaly sudah digantikan oleh Ferdinand, Zulham, dan Dedi Kusnandar. Menit 97 (7 menit babak pertama extra time), Ferdinand dilanggar di kotak penalty oleh kiper dadakan Vietnam, sehingga wasit pun memberikan hadiah penalty bagi Indonesia. Manahati Lestusen yang bertindak sebagai algojo pun berhasil menuntaskan tugasnya meskipun ia adalah pemain yang masih terbilang muda dengan usia baru 22 tahun, namun keberaniannya patut diacungi 4 jempol. Sehingga Vietnam harus menciptakan dua gol untuk memastikan lajunya ke final, namun itu semua sangatlah sulit, mengingat pemain yang hanya 10 dan juga sudah letih. Tak lama setelah itu, kontroversi wasit pun semakin bertambah setelah meralat keputusannya untuk memberikan hadiah penalty kedua untuk Indonesia setelah Rizky Pora dilanggar di kotak penalty. Tetapi walaupun begitu, hingga peluit akhir dibunyikan skor 2-2 tidak berubah sehingga skor aggregat menjadi 4-3 bagi kemenangan Indonesia yang membuatnya melangkah ke final Piala AFF 2016. Perjuangan selama 120 menit pun tidaklah sia-sia. Tetapi, saya sangat menghargai semangat juang tanpa henti dari timnas Vietnam, tanpa mengenal lelah. Dan saya berharap, di final nanti semangat Indonesia harus melebihi semangat para pemain Vietnam ini.

Meski Indonesia adalah tim yang baru keluar dari sanksi FIFA, persiapannya kurang dari tiga minggu, pemain yang tidak maksimal dibawa, serta kendala-kendala lainnya tidak membuat Indonesia menyerah. Timnas Indonesia mampu membuktikan kepada semua tim bahwa Indonesia patut diperhitungkan. Meski menjadi underdog, Indonesia mampu melaju ke final melalui perjuangan yang sangat hebat. Thailand adalah batu sandungan bagi Indonesia, dan merupakan tim sepakbola terkuat di Asia Tenggara. Namun itu semua belum bisa terbukti sebelum laga final diselenggarakan di kedua negara. Thailand bukan tidak mungkin untuk tidak bisa dikalahkan. Perlu diingat, hanya Indonesia satu-satunya tim yang mampu membobol gawang Thailand sebanyak 2 gol saat babak penyisihan tanggal 19 November lalu. Dan sampai saat ini, belum ada yang mampu membobol gawang Thailand. Dan semoga di laga final nanti, Indonesia bisa bermain spartan dan lebih baik untuk bisa mengalahkan Thailand dan merebut gelar juara AFF yang perdana. Tidak ada yang mustahil dalam sepakbola. Lihat saja pada tahun 2010, Malaysia yang kalah di babak penyisihan oleh Indonesia 5-1, akhirnya bisa membawa gelar juara AFF perdananya setelah mengalahkan Indonesia di babak final yang sebelumnya telah mengalahkannya di babak penyisihan. Dan semoga saja Indonesia bisa belajar dari tahun 2010 sehingga bisa mengunci gelar dan membawa Piala AFF pertamanya ke tanah air, Amin.

Andik Vermansyah mempunyai feeling bahwa Indonesia bisa menang. Dan saya pun mempunyai feeling, Indonesia bisa menjadi juara AFF tahun ini. Semoga saja, kita doakan bersama untuk kemenangan Indonesia. Apa pun hasilnya, timnas Indonesia patut diberikan penghargaan setinggi-tingginya berkat perjuangan kerasnya selama ini. Meskipun belum berlaga di final, namun timnas Indonesia sudah menjadi juaranya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar