https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Minggu, 17 September 2017

Timnas U-18 Indonesia Raih Juara 3 Setelah Hancurkan Tuan Rumah



Lagi-lagi timnas Garuda Indonesia harus puas mendapatkan juara ke-3 dalam ajang Piala AFF U-18 yang diselenggarakan di Myanmar. PSSI menargetkan kepada para anak asuh Coach Indra Sjafri ini juara. Berbekal pengalaman saat membawa Timnas U-19 Indonesia juara AFF 2013 di Sidoardjo, Coach Indra Sjafrie cukup percaya diri membawa anak asuhnya berlaga di Piala AFF U-18 setelah berbagai uji coba dan turnamen yang membuahkan hasil positif.

Timnas Garuda Nusantara (julukannya)—karena pemainnya berasal dari berbagai daerah—memulai pertandingan perdana pada 6 September 2017 melawan tim tuan rumah Myanmar. Sempat tertinggal terlebih dahulu di babak pertama dengan skor 1-0, Indonesia mampu membalikkan keadaan menjadi 2-1 di penghujung pertandingan. Gol pertama bagi Indonesia terjadi ketika Rifad Marasabesy hendak mengumpan lambung menuju pertahanan Myanmar namun bola mengenai mistar gawang yang akhirnya terciptalah kemelut yang mampu dimanfaatkan oleh Egy Maulanan Vikry menjadi goal dengan sundulan mautnya. Di perpanjangan waktu babak kedua, akselerasi Egy tak mampu dihentikan pemain belakang Myanmar sehingga goal kedua untuk Indonesia pun tak bisa dibendung lagi.

Tanggal 8 September 2017, Indonesia melakoni laga kedua menghadapi Filipina. Saat itu timnas Indonesia mampu menggulung Filipina dengan skor 9 goal tanpa balas. Goal itu dicetak oleh Egy Maulana Vikry (2 goal), Feby Eka Putra (3 goal), M. Iqbal (2 goal), dan masing-masing sebiji goal dilesakkan oleh M. Rafli Mursalim dan Resky Fandi.

Tiga hari setelah pertandingan itu, timnas melakoni laga berat melawan tim unggulan Vietnam yang sebelumnya mampu melibas Brunei Darussalam dengan skor 8-1. Diluar dugaan Indonesia mampu mengendalikan permainan sehingga para pemain Vietnam hanya bisa menunggu serangan balik. Petaka di alami timnas Indonesia ketika penjaga gawang andalan Indonesia, M. Riyandi, harus ditanduk keluar dan digantikan oleh Aqil Savik karena terkena cedera. Tak lama berselang, gawang Indonesia akhirnya kebobolan melalui set piece tendangan sudut. Sebelum babak pertama berakhir, sundulan pemain Vietnam membuat Vietnam unggul dua goal atas Indonesia. Di babak keduaa, Coach Indra Sjafrie memainkan Witan Sulaeman yang masih berusia 16 tahun setelah dua pertandingan awal tidak diturunkan karena kondisi kesehatannya. Meskipun memberi perubahan dalam gaya bermain timnas Indonesia, lagi-lagi Indonesia harus kebobolan goal yang ketiga akibat sundulan pemain Vietnam memanfaatkan tendangan sudut. Alhasil, Indonesia pun harus menelan kekalahan pertamanya di turnamen ini.

Kalah 3-0 di pertandingan ketiga, Indonesia harus mampu mengalahkan Brunei Darussalam dengan definit 8 goal jika ingin langsung lolos ke babak semi final tanpa bergantung dengan pertandingan antara Myanmar melawan Vietnam. Tampil percaya diri, belum saja satu menit pertandingan di mulai, M. Rafli Mursalim mampu mencetak goal pembuka untuk Indonesia. Babak pertama Indonesia sudah unggul 6-0 atas Brunei Darussalam. Babak kedua, goal Witan Sulaeman dan Saghara Putra membawa Indonesia ungguli Brunei Darussalam 8 goal tanpa balas. Sesuai dengan target, Indonesia pun langsung lolos ke babak semi final sebagai juara group karena Myanmar mampu hentikan perjalanan Vietnam di Piala AFF ini dengan skor 2-1.

Di babak semi final, Indonesia bertemu dengan tim raksasa Asia Tenggara, Thailand. Laga yang tadinya akan disiarkan malam hari menjadi diubah di sore hari karena keinginan sang tuan rumah Myanmar. Tetapi meskipun begitu, timnas Indonesia tidak mempermasalahkannya. Di awal-awal babak pertama, Indonesia menerima tekanan dari Thailand, namun dari segi peluang Indonesia lebih banyak dalam menciptakan peluang ke gawang. Di seperempat pertandingan babak pertama, Witan Sulaeman hampir saja membuat Indonesia unggul jika tendangannya tidak melebar di sisi kanan penjaga gawang Thailand. Di akhir babak pertama, kerugian pun melanda timnas Indonesia, adalah Saddil Ramdani yang baru masuk menggantikan Feby Eka harus mendapatkan ganjaran kartu merah dari wasit karena sikutannya kepada pemain Thailand, namun keputusan itu cukup tidak adil bagi timnas Indonesia.

Di babak kedua, meskipun timnas Indonesia kalah jumlah pemain, tetapi Indonesia mampu tampil menyerang dan merepotkan gawang dari Thaialnd. Namun penampilan superior ditampilkan oleh penjaga gawang Thailand, dia mampu menggagalkan peluang-peluang Indonesia. Andaikan saja penjaga gawangnya bukan dia, mungkin Indonesia sudah unggul besar atas Thailand. Terlihat seperti Thailand yang bermain dengan 10 orang. Hingga pertandingan usai, tidak ada goal yang tercipta, dan pertandingan pun harus dilanjutkan dengan adu penalty. Di adu penalty ini, Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand 3-2 setelah 3 penendang dari timnas Indonesia tidak mampu memasukkan bola yang dikawal oleh kiper superior itu. Indonesia pun harus menerima kenyataan ini, padahal Indonesia sudah layak menang dan melaju ke final.

Tanggal 17 September yaitu tepatnya hari ini, Indonesia menghadapi Myanmar untuk memperbutkan juara ke-3 setelah Myanmar juga kalah atas Malaysia melalui adu penalty. Timnas Indonesia sudah move on atas dua hari yang lalu dan bertekad mengalahkan Myanmar untuk yang kedua kalinya setelah pertandingan di babak penyisihan. Terbukti,di babak pertama Indonesia sudah unggul 3-0. Permainan cantik ditampilkan oleh para pemain timnas Indonesia, seperti yang dikatakan komentator bola yang memandu pertandingan bahwa timnas Indonesia memainkan “sexy football” yang membuat para pemain Myanmar frustrasi. Di babak kedua timnas mampu melesakkan 4 goal tambahan. Myanmar hanya mampu membalas 1 goal. Skor akhir 7-1 untuk kemenangan timnas Garuda Nusantara. Skor yang sangat telak dan membuat Myanmar tentunya malu karena bermain di hadapan pendukung sendiri. Indonesia pun layak atas peringkat ketiga.

Terlepas dari berhasilnya timnas Indonesia meraih posisi ketiga, sebenarnya timnas kita sudah sangat layak berada di final dan menjuarai turnamen sepakbola se-Asia Tenggara ini. Namun, sepertinya dewi fortuna belum memihak kepada Indonesia. Meskipun Indonesia juara ketiga, tetapi rasanya Indonesia seperti sudah menjadi juara pertama. FYI, timnas Indonesia menjadi tim yang paling subur di turnamen ini dengan menciptakan 26 goal dan hanya kebobolan 5 goal. Dan pemain Indonesia Egy si “kelok sembilan” mampu menjadi top skorer dengan 8 goalnya, dua goal tambahan sebagai penegas ia lesakkan di pertandingan terakhir ini mengguli striker Myanmar yang hanya terpaut satu goal saja dari Egy Maulanan Vikry.

Kita doakan semoga timnas Indonesia baik dari yang junior sampai senior mampu tampil lebih baik dan menjadi juara di turnamen berikutnya. Aamiin ya Allah :D

Inilah para pemain Timnas Garuda Nusantara di Piala AFF U-18 Myanmar :

Kiper
1. Muhammad Riyandi, Barito Putera
2. Gianluca P. Rossy, Jawa Tengah
3. Aqil Savik, Jawa Barat
Belakang
4. M. Rifad Marasabessy, Madura United
5. Dedi Tri Maulana, Sulawesi Tengah
6. Rachmat Irianto, Persebaya
7. Julyano Pratama Nono, Ragunan
8. Kadek Raditya, Bali
9. Firza Andika, Sumatera Utara
10. Irsan Lestaluhu, Maluku
11. Samuel Christianson, Persija U-19
12. Nurhidayat Haris, PSM
Tengah
13. Syahrian Abimanyu, Persija U-19
14. Witan Sulaeman, Ragunan
15. Resky Fandi Witriawan, Sulawesi Barat
16. Asnawi Mangkualam Bahar, PSM
17. Muhammad Iqbal, Sumatera Barat
18. Feby Eka Putra, Jawa Timur
19. Saddil Ramdani, Persela
20. Egy Maulana Vikri, Ragunan
21. M Lutfi Kamal, DKI Jakarta
Depan
22. Hanis Saghara Putra, Jawa Timur
23. M. Rafli Mursalim, DKI Jakarta