https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Selasa, 03 Juli 2018

Perjalananku : Lulus SBMPTN di Tahun Kedua


Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah ya Allah. Mungkin kata itu yang terus aku ucapkan karena kemurahan hati-Nya padaku hari ini. Dia Sang Maha Kuasa atas segalanya, Allah swt. Allah telah membuatku, keluargaku, dan sahabat-sahabatku bahagia. Tak ada yang lebih membahagiakan di dunia ini kecuali melihat kedua orangtuaku berbahagia; mendengar kabar baik dari anaknya.

Alhamdulillah hari ini aku berhasil lulus SBMPTN di salah satu Universitas negeri di Bandung, Universitas Padjajaran. Sempat gagal di tahun pertama (alias tahun kemarin), akhirnya aku bisa merasakan balasan indahnya di tahun kedua ini. Masya Allah. Meskipun aku tahu, bahwa ini baru awal mula perjuanganku untuk menuju ke gerbang kesuksesan. Dan aku berharap, aku bisa melewati masa-masaku sebagai mahasiswa nantinya, Insya Allah.

Disini aku ingin bercerita bagaimana lika-liku atau perjuanganku yang penuh ‘batu kerikil’ untuk bisa lulus tes SBMPTN 2018 ini. Bagi kalian yang ingin membaca kisahku, check this out !

Berawal dari tahun 2017, tepatnya di bulan Februari. Sebagai siswa SMA yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, aku pun ikut mendaftar SNMPTN karena alhamdulillah aku masuk kuota. Kebetulan, aku masuk di 10 besar siswa dengan nilai rata-rata yang cukup baik lah. Selain SNMPTN, aku pun ikut mendaftar di SPAN-PTKIN untuk cadangan bila-bila aku tak lulus SNMPTN. Tapi aku sangat berharap sekali bisa lulus SNMPTN, dan saat itu aku belum tahu-menahu tentang SBMPTN.

Saat pendaftaran SNMPTN 2017, aku memilih Unpad dan UPI. Sementara untuk SPAN-PTKIN aku memilih UIN SGD Bandung dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat hari pengumuman SNMPTN di bulan April, aku dan teman sekelasku bermain di rumah salah satu dari kami untuk syukuran ulang tahunnya. Pengumumannya sekitar jam 14.00. Aku baru membukanya sekitar jam 14.30 , dan hasilnya adalah layar merah tanda aku tidak lulus. Disitu aku kecewa, hatiku patah, rasanya ingin marah tapi marah kepada siapa. Tapi aku ingat suatu kata, ‘setiap orang itu punya rezekinya masing-masing’, dan aku rasa mungkin di SNMPTN bukanlah rezekiku.



Setelah pengumuman kegagalan itu, aku pun langsung mendaftarkan diri di SBMPTN. Aku memilih Unpad di pilihan pertama dan kedua, sementara IPB untuk pilihan ketiga. Masih ada waktu kurang lebih dua minggu untukku mempersiapkan SBMPTN. Ketika aku memulai mengerjakan soal-soal dari buku latihan SBMPTN yang aku beli dari guru BK-ku, aku merasa pusing dan tak menyangka soal-soalnya begitu sulit. Aku pun belajar sebisanya. Disela-sela mempersiapkan SBMPTN, hari pengumuman SPAN-PTKIN pun tiba. Saat itu aku sedang ada di dapur dan langsung membuka website pengumumannya. Lagi-lagi, kata ‘maaf’ menyerangku kembali. Rasanya cukup kecewa tapi tidak se-kecewa saat kegagalanku di SNMPTN. Aku pun terus mengerjakan soal-soal latihan SBMPTN meski dua hari aku harus menginap di suatu tempat bersama teman sekelasku untuk acara perpisahan.

H-1 pun tiba. Karena lokasi rumahku jauh dari tempat tes, aku pun menginap di rumah teman sekelasku yang juga mengikuti SBMPTN. Aku ingat saat itu aku baru tertidur sekitar jam 12 malam dan kembali bangun jam 2 dini hari. Jam 2.30 dini hari aku dan teman-teman pun berangkat dan serahkan hasilnya pada Allah.

Singkat cerita, kami pun selesai bertarung dengan soal-soal super sulit. Apa aku bisa mengerjakannya? Jangan ditanya, aku bisa, tapi hanya sekitar 25% wkwkwk. Untuk melepas rasa penat, kami pun berjalan-jalan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Satu bulan kemudian, pengumuman pun tiba. Saat itu sedang bulan puasa, dan aku berharap ada keberkahan dari bulan puasa itu. Aku membuka pengumuman itu sebelum adzan Maghrib- di dapur. Untuk yang ke-sekian kalinya aku ‘ditampar’ oleh kata ‘maaf’ yang menyakitkan itu. Masih mending kata ‘maaf’ karena ditolak wanita, tapi kata ‘maaf’ yang satu ini sungguh membuat hati ini hancur berkeping-keping (haha lebay dikit gapapa kali ya). Tapi sejujurnya sebelum pengumuman itu tiba, aku sudah bicara dengan ibuku perihal jika pil-pahit menimpaku di pengumuman SBMPTN (mungkin kalian bisa baca di artikel ini).


Hari-hari pun berlalu. Aku lalui dengan penuh syukur dan harap. Aku percaya bahwa Allah akan menggantikannya dengan hal yang jauh lebih baik. Aku percaya rencana-Nya akan selalu indah pada waktunya. Mungkin Dia ingin melihatku lebih berjuang lagi untuk mendapatkan apa yang aku inginkan.

Ketika hari-hari Lebaran telah berlalu, aku pun meminta izin kepada orangtuaku untuk mengambil gapyear , dan alhamdulillah mereka mendukung penuh keputusan aku. Hari itu pula tepat tanggal 6 Juli yang juga merupakan tanggal lahirku, aku meluncur ke indoma**t untuk membeli paket belajar dari sebuah bimbel online yang sudah banyak menelurkan para ‘pemenang’ yang gagal di tahun-tahun sebelumnya seperti aku ini. Ku pakai uang THR-ku untuk membelinya, harganya masih kurang dari 500.000 untuk durasi satu tahun. Bukan bermaksud promosi atau apa, dengan penuh hati bimbel online itu juga yang menjadi salah satu andil terbesar dalam berhasilnya aku di tahun ini. Bimbel itu bernama www.zenius.net . Bagi kalian yang ingin mencoba, aku dukung 100%. Recommended sekali.

Lanjut : Aku mulai belajar lagi, teman-temanku sudah memulai kuliah. Rasanya memang sakit, tapi harus aku lalui dengan penuh syukur. Aku ingat sebuah kata ‘siapa yang bersyukur, maka akan ditambahkan nikmatnya’. Temanku ada yang diterima di negeri, swasta, bahkan ada yang langsung kerja. Sebenarnya aku pun saat itu selagi mempersiapkan belajar, aku mencuri-curi informasi tentang lowongan pekerjaan. Tapi alhasil aku belum mendapatkannya.

Meskipun aku telah ditinggal teman-teman dengan perkuliahan dan pekerjaannya, aku mencoba sabar dan bangkit. Aku mulai tumbuhkan kembali semangatku untuk belajar materi SBMPTN untuk tahun depan (2018) . Karena aku adalah anak IPA, aku mengambil paket SAINTEK sesuai dengan jurusan yang aku inginkan. Aku memulainya dengan menonton video motivasi belajar, kesalahan metode belajar, tips sukses belajar dengan baik, dll. Setelah itu aku melanjutkannya ke materi yang sesungguhnya. Dimulai dari bagian TPA (Tes Potensi Akademik) yang menitik-beratkan logika nalar. Setelah TPA selesai dengan soal-soalnya, aku lanjut di bagian Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Dilanjut bagian TKD (Tes Kemampuan Dasar) mulai dari Matematika IPA, Fisika, Kimia, dan Biologi. Aku lalui itu semua dengan lancar meski hanya ada sedikit hambatan pada jaringan internet karena aku belajar online. Aku habiskan waktuku untuk belajar dari mulai pagi sampai larut malam di kamar menggunakan notebook, headset, dan tentunya alat belajar lainnya.

Suatu ketika aku berkenalan dengan alumni tahun 2016 yang diterima SBMPTN tahun 2017, namanya Abdurrohman. Ia sekarang berkuliah di UNDIP (Universitas Diponegoro). Aku berbincang dengannya di aplikasi LINE, aku menanyakan bagaimana metode dia belajar, dll. Hingga aku pun dimasukkan dalam grup ‘alumni-alumni club’ di LINE. Disitu ada banyak informasi tentang perkuliahan, try out online, dll.

Karena aku masuk grup itu, aku pun mencoba untuk mengikuti try out langsung seperti pada SBMPTN aslinya. Aku mengikutinya di kota Bogor tepat di bulan Januari. Setelah puas dengan hasil pertama, aku pun kembali mengikuti try out kedua di Sukabumi bulan April. Alhamdulillah hasil TO ku meningkat. Tes SBMPTN 2018 dilaksanakan tanggal 8 Mei 2018. Selain try out langsung, aku pun mengikuti berbagai try out online melalui handphone atau notebook sampai h-7 SBMPTN agar aku siap dan tak terlalu kaget saat tes nanti.

Perjuanganku bukan tanpa kendala dan ketakutan kembali gagal, aku sempat sakit beberapa hari karena selalu tidur terlalu malam. Yang paling membautku takut adalah ketika beberapa hari menjelang dilaksanakannya tes, ada informasi dari pihak panitia SBMPTN bahwa sistem penilaian tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Ketika mendengar itu semua dan membaca di website resminya, aku mulai down (meski sedikit wkwk). Di grup banyak sekali memperbincangkan mengenai keputusan itu yang tiba-tiba. Aku sendiri sudah menggunakan strategi tahun lalu dimana ketika benar mendapat poin 4, salah -1 (minus satu), dan tidak dijawab tidak mendapat nilai alias 0. Disitu aku bisa memanfaatkan soal-soal yang menurut aku bisa mengerjakannya agar dapat mendulang poin tinggi.

Mendengar keputusan itu, aku pun harus merencanakan strategi lain. Mengingat tahun 2018 sistem penilaiannya berubah menjadi : soal yang bobotnya lebih tinggi (alias soal yang sulit dikerjakan oleh banyak calon mahasiswa) akan mendapat poin tinggi, soalnya sedang poinnya pun sedang, dan jika soalnya mudah (alias banyak yang bisa menjawabnya) poinnya akan rendah. Disitu aku berpikir bahwa aku harus menghatamkan dan memperdalam belajar Fisika dan memperdalam materi-materi yang belum 100% aku kuasai. Aku percaya sistem penilaian yang berubah tidak terlalu mempengaruhi hasil, yang terpenting aku bisa mengerjakan soal dengan baik dengan usahaku selama ini dan tentunya pertolongan dari Allah dan doa-doa orang tersayangku.

Tibalah h-1. Disitu tidak ada kata belajar lagi, tidak ada kata buka buku lagi, dan tidak ada mengerjakan soal lagi. H-1 aku pergunakan untuk mengirim pesan kepada orang-orang terdekatku. Aku meminta doa agar dimudahkan dalam tes dan diberikan hasil yang terbaik. Tak lupa aku pun meminta ridho kepada kedua orangtuaku. Alhasil aku pun merasa tenang dan lega sebelum ujian keesokan harinya. Aku tes di tempat yang sama ketika aku tes SBMPTN tahun lalu. Aku pun sedikit diuntungkan karena setidaknya aku tahu lokasinya dimana.

Aku berangkat dari rumah pukul 03.35 pagi bersama saudaraku menggunakan motor. Sebelum berangkat aku kembali meminta doa dan ridho dari orangtuaku. Aku menyalami tangannya dengan erat dan penuh harap; semoga apa yang anakmu perjuangkan ini akan membuahkan hasil yang bisa membuatmu bahagia. Dengan menggunakan jaket biruku, aku pun berangkat dengan mengucap Basmalah.

Meskipun jalanan sempat macet, akhirnya aku sampai jam 05.30 satu jam setengah sebelum tes dimulai. Karena aku belum shalat shubuh, aku pun mencari masjid di sekitar sekolah. Alhamdulillah aku bisa shalat di salah satu mushola. Disitu banyak sekali para calon mahasiswa yang diantar oleh orangtuanya; ada yang dengan mobil, motor, angkutan umum, ataupun jalan kaki karena dekat dengan rumahnya. Bahkan ada yang sampai menginap di warung dekat tempat tes demi tidak terlambat karena jika terlambat kita akan langsung tidak diikutsertakan dalam proses penyeleksian mahasiswa.

Tak lupa aku pun membawa perbekalan makanan dan juga kopi di botol minuman. Haha mungkin konyol, tapi hal kecil ini mampu membantuku saat mengerjakan soal. Berkaca pada pengalaman tahun lalu, aku sangat ngantuk ketika mengerjakan soal pada sesi yang kedua padahal disitu ada lumbung nilai. Oh iya bagi kalian yang belum tahu tes SBMPTN khususnya bidang Saintek dimulai pukul 07.30 dan diakhiri jam 09.15 untuk materi TKPA (TPA 45 soal, Matdas 15 soal, Bhs Indonesia 15 soal, dan Bhs Inggris soal). Jam 09.15 sampai 09.45 kami istirahat. Pukul 10.00 sampai 11.45 kami kembali mengerjakan soal bidang TKD Saintek (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi masing-masing 15 soal). Total soal yang harus aku kerjakan adalah 150 soal.

Terbukti, kopi itu menjagaku tetap melek saat mengerjakan soal hahaha. Meskipun tidak semua soal aku kerjakan, tapi aku merasa puas ketika sudah keluar ruangan ujian. Aku begitu yakin dengan jawabanku meski tidak 100%. Setidaknya, apa yang aku kerjakan tahun ini jauh lebih baik ketimbang tahun kemarin.

Tidak ingin seperti tahun kemarin (hanya mengandalkan SNMPTN, SPAN-PTKIN & SBMPTN), tahun ini aku mempunyai plan-b agar tidak terlalu panik ketika aku gagal di SBMPTN kedua ini. Aku mencari-cari informasi untuk mendaftar baik di UM PTN (Ujian Mandiri Perguruan Tinggi Negeri) maupun UM PTS (Perguruan Tinggi Swasta).

Setelah dua bulan kulalui, lebaran pun telah usai, hari yang ditunggu pun tiba. Seharian aku senam jantung hahaha. Aku takut bila aku akan mengecewakan orangtuaku untuk kedua kalinya. Mulanya pengumuman akan dibuka pada pukul 17.00, tapi sekitar jam 12 siang aku menerima kabar bahwa pengumuman dimajukan dua jam menjadi pukul 15.00 WIB. Disitu jantungku semakin berdebar kencang, lebih berdebar dibanding ketika bertemu dengan gebetan hahaha.

Aku menunggu pengumuman sambil bermain gadget di kamar, sambil melihat cuplikan video pertandingan Piala Dunia 2018 Belgia vs Jepang wkwkwk, tetapi jantung ini makin berdebar. Tepat jam 15.05 aku memberanikan diri membuka notebook dan mengaktifkan jaringan internetnya. Tidak seperti biasanya, websitenya lancar tidak error. Sebelum ashar tiba, aku pun memberanikan diri mengetikkan nomor peserta dan tanggal lahirku dengan tangan gemetaran. Aku pun memencet enter sambil memalingkan muka ke bawah. Setelah kupalingkan kembali wajahku ke layar notebook, Allahu Akbar Masya Allah Alhamdulillah, aku tidak lagi ditampar dicambuk oleh kata ‘maaf’ yang menyakitkan itu. Kini kata ‘maaf’ itu bertransformasi menjadi kata ‘selamat’. Spontan, aku langsung berteriak memanggil ibuku 3x yang sedang menonton televisi. Ibuku langsung menuju kamarku dan aku langsung menunjukkan kata ‘selamat’ itu. Sontak ibuku bahagia haru langsung memelukku, menciumku, dan mengusap kepalaku. Aku sebagai lelaki yang hampir tidak pernah menangis, saat itu juga air mata mengucur di pipiku tanpa ku inginkan kehadirannya. Ternyata seperti itu rasanya sebuah ‘kemenangan’ dan kata ‘selamat’. Aku langsung bersujud syukur dan tak lupa mengucapkan banyak sekali syukur kepada Allah. Hatiku bergetar, lemas, dan rasa cemas lelah itu telah sirna seketika. Berganti rasa senang, bahagia haru, dan bangga. Aku diterima di jurusan dan Universitas impianku, Agroteknologi Universitas Padjajaran.



Tiada yang sempurna kecuali Allah swt. Mintalah padanya, mohonlah padanya berkali-kali disetiap shalatmu atau ibadahmu yang lain. Karena doa berulang-ulang itu seperti sepeda yang dikayuh berkali-kali yang nantinya akan mengantarmu ke tempat tujuan. Usaha dengan dibarengi doa dan ibadah, insya Allah apa yang kamu inginkan akan terlaksana.

Jangan sesalkan apa yang telah terjadi. Bangkitlah dari segala keterpurukanmu. Bila kamu gagal hari ini, itu tanda bahwa Allah telah merencanakan hal yang jauh lebih baik dan indah dari hari ini. Jangan kecewa dengan hasil burukmu dan jangan marah terhadap hasil baik orang lain. Kesuksesan orang lain bukanlah kegagalanmu.

Salam,
Erfransdo
Mahasiswa Baru Universitas Padjajaran 2018

PS : maaf tulisannya terlalu panjang hehe :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar