Izinkan aku untuk bercerita kembali tentang masa-masa putih biru kita dahulu, kita? Haha, lucu memang ketika aku seorang bocah ingusan yang mulai melukiskan rasa pada adik kelas yang sebelumnya tak pernah aku kenali. Teringat dahulu, mungkin sekitar tahun 2012, ketika aku melihat kamu masih berseragam putih-merah--pulang seorang diri ke rumah yang entah aku tak tahu di mana. Saat itu, aku masih kelas 2 SMP, dan aku masih begitu buta akan hal cinta. Namun jika diingat-ingat lagi, hal itu memang sungguhlah lucu. Tapi izinkan aku untuk menikmati masa-masa itu haha.
Satu tahun kemudian, barulah kamu beranjak ke kelas satu SMP, dan aku naik kelas tiga. Aku kembali melihat wajahmu setelah aku melihat wajahmu untuk pertama kalinya beberapa bulan yang lalu--meski aku tak tahu kamu melihatku atau tidak. Di situ aku mulai mengagumi dan mungkin bahkan ingin berlabuh di hatimu.
Beberapa waktu berlalu, aku dan kamu sering bertukar sapa melalui ponsel jadul pada zamannya, haha. Bodohnya, ketika aku sering berpapasan denganmu, aku seakan tidak melihatmu dan malah berlalu begitu saja. Ketika parasmu sudah tidak terlihat, aku menyesal-semenyesalnya pada temanku karena aku tak berani menyapamu.
Pada suatu waktu, aku seakan diberikan kesempatan oleh semesta untuk "menggenggam tanganmu" di waktu malam itu. Aku yakin, pasti kau tidak akan pernah sadar bahwa yang menuntunmu saat itu adalah aku. Kalian bingung? Haha, sebentar aku jelaskan. Saat itu, ada pemilihan anggota OSIS-MPK di sekolahku, dan kebetulan aku adalah panitianya karena kebetulan juga aku adalah ketua MPK saat itu. Seperti pelantikan pada biasanya, pasti ada moment di mana sesi jerit malam untuk menakut-nakuti calon anggota sebelum disahkan menjadi anggota tetap. Dan ketika itu aku diberi tawaran oleh temanku untuk menuntun dia dengan mata ditutupi oleh kain. Pengecut memang haha, beraninya hanya saat dia tidak sadar akan keberadaanku. Dengan hati yang berdebar, aku pun memberanikan diri untuk menuntun dia dengan tanganku agar dia tidak terjatuh. Dan hal itu tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku, haha.
Beberapa bulan berlalu, aku tidak lagi aktif di kegiatan OSIS-MPK karena lebih fokus untuk menghadapi ujian di sekolah. Hingga pada akhirnya aku pun lulus dari SMP. Aku ingat saat hari perpisahan sekolah, ketika kamu memberi pesan ketika malam kepadaku yang membuat aku girang setengah mati haha. Ya mungkin itu pesan spesial terakhir darimu untukku sebelum kita memilih untuk berjalan masing-masing di kesempatan yang berbeda.
Hingga tidak terasa, bahwa 5 tahun lebih kita berpisah, dan tak ada satu kesempatan pun yang membuat kita bisa hanya sekadar menanyakan kabar atau bertegur sapa di dunia maya. Ya mungkin semesta belum memberikan kesempatan untuk hal itu.
Dan, waktu 5 tahun itu bukanlah waktu yang singkat namun tidak juga begitu lama karena banyak yang telah masing-masing kita lalui. Aku setidaknya tahu siapa yang membersamaimu karena kita ada dalam satu teman di media sosial. Sesekali mungkin aku ingin melihat kesibukanmu melalui dunia maya, dan hanya sepintas saja berharap kau akan baik-baik saja.
Hingga pada saatnya, aku tak mampu menyembunyikan rasa rinduku padamu. Ya meskipun aku tidak tahu kau masih bersama dengan kekasihmu atau tidak, yang aku harapakan kau akan selalu baik-baik saja. Karena waktu itu aku pernah berkata pada hatiku bahwa aku akan selalu mencintaimu apa pun yang terjadi, maafkan atas kelancanganku itu. Saat ini, detik ini, aku begitu rindu pada kamu yang entah masih seperti dahulu atau tidak, namun yang pasti aku sungguh rindu akanmu dan kenangan-kenangan dahulu.
Mungkin kita tak akan pernah tahu kapan kita akan dipertemukan di sebuah kesempatan, mungkin saja waktu yang akan menjawabnya atau mungkin semesta tidak akan pernah mengizinkan hal tersebut. Perpisahan memang hal yang begitu menyesakkan, namun pertemuan akan menjanjikan kebahagiaan yang tak terduga. Tidak kah kau ingin merasakan kebahagiaan walau sesaat? Meski pada akhirnya perpisahan akan kembali terulang?
-E-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar