https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Sabtu, 01 Juli 2017

Setelah Lebaran (Masih Seputar Kuliah) : Ambil Gapyear



Ditolak oleh PT (Perguruan Tinggi Negeri) memang lebih menyakitkan daripada ditolak oleh wanita pujaan. Jika ditolak wanita pujaan, kita masih bisa mencari wanita yang lebih cocok bagi kita. Tetapi berbeda ceritanya kalau kita di tolak oleh PTN impian dan jurusan impian, terkadang kita tidak bisa beralih kepada yang lain, karena hati kita sudah tertambat untuk PTN dan jurusan tersebut. Meskipun ada PTN lain, tetapi kita tidak bisa menerima sepenuhnya, apalagi tidak ada jurusan yang kita inginkan di PTN lain tersebut. Kalaupun kita diterima di PTS (Perguruan Tinggi Swasta), tetapi jurusannya bukan jurusan yang kita inginkan, percuma juga. Kecuali jika kita diterima di PTS dengan jurusan yang kita inginkan, apa salahnya untuk ditempu. Tapi jika kuliah hanya sekedar kuliah untuk menghilangkan gengsi, percuma saja. Mending tidak usah kuliah jika hanya mengejar gengsi semata. Lebih baik bekerja ataupun les apalah itu untuk mengisi kekosongan selama tidak kuliah untuk mempersiapkan tes masuk PTN lagi di tahun depan.

Seperti di singgung di postingan saya sebelumya, saya adalah lulusan tahun ini (th 2017). Dan saya sudah beberapa kali ditolak oleh PTN. Dan itu semua membuat saya down, meskipun tidak membuat saya stress tujuh turunan. Saya masih mempunyai akal sehat dan masih mempunyai semangat yang masih terjaga sampai saat ini. Dan benar seperti perkataan seseorang, bahwa mimpi bisa merubah hidup kita ke arah yang lebih maju. Saya sendiri yang merasakannya, mimpi membuat saya bisa lebih semangat menjalani hidup meski kegagalan sering menerpa saya. Saya percaya bahwa kekuatan mimpi itu ada. Dan juga saya percaya bahwa kegagalan adalah awal dari kesuksesan seseorang. Saya juga pernah membaca di sebuah artikel, bahwa kebanyakan orang yang gagal adalah mereka memutuskan untuk menyerah ketika sedang dekat-dekatnya dengan titik kesuksesan. Jadi jangan anggap kegagalan itu sebagai sebuah beban, tetapi jadikan sebuah kegagalan sebagai sebuah motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.

Kembali kepada persoalan, saat ini status saya adalah sebagai pengangguran. Ya iyalah, toh saya sudah lulus dari SMA saya, dan juga belum bekerja. Dan teman-teman saya yang sudah diterima pun statusnya masih menjadi pengangguran sebelum di sahkan oleh kampusnya masing-masing. Atau jika boleh dibilang, sebenarnya saya bukan ­­seorang yang pengangguran-pengaggura amat, karena saya menyebut profesi saya sebagai seorang freelance hehehe :D. Satu minggu yang lalu, Hari Raya Idul Fitri pun tiba, semua keluarga berkumpul di suatu tempa/kampung halaman. Disitu banyak sekali perbincangan-perbincangan yang muncul. Dan yang saya takutkan dari perbincangan itu adalah mereka akan menyaiku tentang pendidikanku. Dan benar saja, yang aku takutkan memang terjadi. Mulai dari paman, bibi, kakek, nenek, sepupu, saudara jauh atau apalah itu mulai bertanya kepadaku tentang kelanjutan pendidikanku. Jika aku (misalnya) sudah diterima di salah satu PTN impian dan jurusan impian, aku tidak akan ragu untuk menjawabnya, malahan aku akan sangat menunggu pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi karena aku belum terikat dengan kampus manapun, rasanya sangat sulit sekali untuk menjawabnya. Kalaupun di jawab, aku menjawabnya dengan muka yang agak sedikit tertekuk, tapi aku sempatkan untuk memberi senyuman. Ya, aku belum kuliah, dan akan kembali bertempur tahun depan. Dan alhamdulillah, keluargaku tidak ada yang mengejekku sama sekali, malahan mereka menyemangatiku dan mendukungku untuk sukses. Mereka bilang masih banyak waktu untuk membuktikannya, masih banyak jalan, dan percaya pada diri sendiri jangan terpengaruh oleh omongan orang yang mencibir.

Sebelum pengumuman SBMPTN yang lalu, aku sudah berniat untuk mengambil gapyear bila tahun ini belum rezekiku di SBMPTN. Aku sendiri tidak berniat untuk mengikuti Ujian Mandiri karena beberapa hal. Aku sudah mantapkan untuk mengikuti tes SBMPTN 2018 tahun depan, meski satu tahun bukanlah waktu yang begitu singkat, apalagi jika tidak ada kegiatan sama sekali. Mungkin dari kalian masih belum tahu apa itu istilah gapyear. Menurut berbagai sumber yang telah saya baca, gapyear adalah kegiatan menunda pembelajaran atau aktivitas seperti yang biasa dilakukan seseorang selama kurang lebih satu tahun pada umumnya. Atau jika lebih disingkatkan lagi, yaitu bagi lulusan SMA yang memutuskan untuk menunda kuliahnya selama satu tahun. Istilah ini sering dipakai oleh lulusan SMA di Eropa sana. Bahkan anak dari Barrack Obama pun mengambil gapyear setelah lulus dari SMA­-nya.

Jika mengambil gapyear, beban sudah pasti ada. Mulai dari kurang percaya diri, tidak enak kepada kepada orangtua, dan juga hal-hal lain seperti pertanyaan “Mau ngapain aja lo selama setahun?”, “Mau kerja? Emangnya lo punya keahlian apa?”, “Mau diem aja dirumah?”, “Dirumah ngapain aja lo?”, “Yakin mau belajar lagi selama setahun?”, dan banyak lagi. Awalnya saya merasa sedikit agak terganggu ketika banyak teman-teman yang bertanya kuliah dimana dan saya langsung menjawabnya mau lanjut tahun depan. Ketika ditanya balik, dia udah kuliah. Malu sih (kalo malu wajar), apalagi (bukannya sombong) prestasi saya di sekolah cukup baik, selalu ada di peringkat 3 besar atau lima besar di kelas. Masa anak yang di kelasnya masuk 5 besar kalah sama yang gak dapet 10 besar sih? Kan gengsi. Itu sih menurut anggapan mereka, tapi saya tidak gengsi sama sekali, malahan saya lebih semangat untuk mengambil gapyear. Inget, gapyear itu bukan hanya menganggur selama setahun menunggu kuliah tahun depan, tetapi banyak sekali kegiatan yang bisa diisi selama satu tahun itu untuk mengembangkan jati diri sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, saya akan mengungkapkan beberapa kelebihan jika mengambil gapyear dari para alumni yang sudah melakukan gapyear (dari berbagai sumber).

Kelebihan mengambil gapyear :

1.      Mempunyai banyak waktu untuk menentukan tujuan
Yang pertama kelebihan dari ambil gapyear ini adalah kamu bisa menentukan apa sih tujuan saya ke depannya. Kamu bisa mempunyai banyak waktu untuk berpikir sambil travelling ataupun menyendiri di kamar tanpa ada gangguan orang lain. Kamu bisa menentukan jurusan apa yang seharusnya di ambil tahun depan dan begitu pula dengan kampusnya yang cocok.

2.      Bisa bekerja part time
Yang kedua kamu bisa mengisi kekosongan hari-hari kamu dengan bekerja atau magang di suatu tempat, mungkin kamu bisa bekerja kecil-kecilan, membantu orangtua, atau menulis/ngeblog yang bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan untuk menambah biaya kuliah di tahun depan. Sambil bekerja, kamu juga bisa sambil belajar untuk memperisapkan tes SBMPTN atau ujian lainnya dari jauh-jauh hari.

3.      Mengenal orang baru dan lingkungan baru
Yang ketiga masih berkaitan dengan poin yang kedua. Ketika kamu bekerja di suatu tempat yang baru, otomatis kamu akan bertemu dengan teman-teman baru yang siapa tahu bisa menjadi sumber inspirasi untuk tujuan kamu ke depannya. Dan dengan itu semua, kamu bisa memperoleh pengalaman baru yang tidak di dapat oleh teman-temanmu yang sedang berkuliah.

4.      Bisa lebih menyiapkan diri
Dengan waktu satu tahun, kamu bisa lebih menyiapkan diri untuk menghadapi masa kuliah. Kamu pun bisa beristirahat setelah 12 tahun lamanya menempuh pendidikan. Sehingga otakmu pun akan lebih fresh. Kamu juga bisa lebih siap menerima semua kenyataan dan juga lebih siap untuk mempersiapkan segala-galanya yang akan kamu tempuh beberapa tahun mendatang. Kamu pun bisa lebih siap untuk belajar mempersiapkan beberapa tes ujian masuk, baik dengan cara bimbel, belajar sendiri dengan mengulang materi pembelajaran, membeli buku panduan, kursus bahasa asing, dan lain sebagainya.

Nah, mungkin itu beberapa kelebihan ketika kita mengambil gapyear atau menunda kuliah setahun atau lebih. Mungkin kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi ketika merasakannya sendiri nanti. Saya pun membaca di berbagai artikel, banyak sekali testimoni-testimoni alumni yang diterima di SBMPTN atau ujian-ujian lainnya seperti USM PKN STAN, SIMAK UI, UTUL UGM, SMUP UNPAD setelah sebelumnya mereka mengambil gapyear alias menunda satu tahun karena berbagai hal, baik yang ditolak tahun sebelumnya, diterima tapi tidak sesuai dengan jurusan yang diinginkan, dan lain sebagainya.

Bagi sebagian orang mengambil gapyear mungkin bukan pilihan yang tepat karena berbagai alasan, tetapi jika dilihat dari sudut berbeda, mengambil gapyear justru memberikan banyak keuntungan bagi kita dalam beberapa hal, asalkan kita bisa memanfaatkan waktu satu tahun atau lebih dengan baik dan juga kegiatan yang bisa melecutkan semangat juang kita. Gapyear ataupun tidak, itu semua tergantung keinginan hati kita, toh diri kita sendiri yang menjalankannya, bukanlah orang lain. Yang saya bagikan disini, saya hanya ingin sedikit bercerita atau curhat lah untuk sekedar memberikan motivasi kepada kalian semua yang saat ini masih merasa bimbang.

Jadi intinya, setelah lebaran ini banyak sekali motivasi untuk bagaimana kita akan melangkahkan kaki demi meraih semua mimpi-mimpi kita, apa yang harus kita lakukan, dan bagaimana kita bisa mewujudkannya. Jangan jadikan beban jika ada orang yang bertanya kuliah dimana, cukup jawab saja : “secepatnya saya akan menyusulmu”. Jadikan pertanyaan-pertanyaan yang kurang enak di hati sebagai pelecut semangat untuk terus berjuang demi apa yang kita impikan. Bersabarlah, semua yang kita inginkan harus dibarengi dengan perjuangan. Dan percayalah, bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

SALAM SUKSES DARI SAYA! :D :)

3 komentar:

  1. Semangattt kita masih harus sama sama berjuang. Gapyear nggk semengerikan orang orang pikir

    BalasHapus
  2. Iya siap, kita mesti berjuang demi mimpi. Iya bener, asalkan kita bisa memanfaatkannya dengan baik :D Semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengen jurusan dan univ mana? Udah mulai belajar atau bimbel sekarang?

      Hapus