Ditolak oleh PT
(Perguruan Tinggi Negeri) memang lebih menyakitkan daripada ditolak oleh wanita
pujaan. Jika ditolak wanita pujaan, kita masih bisa mencari wanita yang lebih
cocok bagi kita. Tetapi berbeda ceritanya kalau kita di tolak oleh PTN impian
dan jurusan impian, terkadang kita tidak bisa beralih kepada yang lain, karena
hati kita sudah tertambat untuk PTN dan jurusan tersebut. Meskipun ada PTN
lain, tetapi kita tidak bisa menerima sepenuhnya, apalagi tidak ada jurusan
yang kita inginkan di PTN lain tersebut. Kalaupun kita diterima di PTS
(Perguruan Tinggi Swasta), tetapi jurusannya bukan jurusan yang kita inginkan,
percuma juga. Kecuali jika kita diterima di PTS dengan jurusan yang kita inginkan,
apa salahnya untuk ditempu. Tapi jika kuliah hanya sekedar kuliah untuk
menghilangkan gengsi, percuma saja. Mending tidak usah kuliah jika hanya
mengejar gengsi semata. Lebih baik bekerja ataupun les apalah itu untuk mengisi
kekosongan selama tidak kuliah untuk mempersiapkan tes masuk PTN lagi di tahun
depan.
Seperti di singgung di
postingan saya sebelumya, saya adalah lulusan tahun ini (th 2017). Dan saya
sudah beberapa kali ditolak oleh PTN. Dan itu semua membuat saya down, meskipun
tidak membuat saya stress tujuh turunan. Saya masih mempunyai akal sehat dan masih mempunyai semangat
yang masih terjaga sampai saat ini. Dan benar seperti perkataan seseorang,
bahwa mimpi bisa merubah hidup kita ke arah yang lebih maju. Saya sendiri yang
merasakannya, mimpi membuat saya bisa lebih semangat menjalani hidup meski
kegagalan sering menerpa saya. Saya percaya bahwa kekuatan mimpi itu ada. Dan
juga saya percaya bahwa kegagalan adalah awal dari kesuksesan seseorang. Saya
juga pernah membaca di sebuah artikel, bahwa kebanyakan orang yang gagal adalah
mereka memutuskan untuk menyerah ketika sedang dekat-dekatnya dengan titik
kesuksesan. Jadi jangan anggap kegagalan itu sebagai sebuah beban, tetapi
jadikan sebuah kegagalan sebagai sebuah motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
Kembali kepada
persoalan, saat ini status saya adalah sebagai pengangguran. Ya iyalah, toh
saya sudah lulus dari SMA saya, dan juga belum bekerja. Dan teman-teman saya
yang sudah diterima pun statusnya masih menjadi pengangguran sebelum di sahkan
oleh kampusnya masing-masing. Atau jika boleh dibilang, sebenarnya saya bukan seorang
yang pengangguran-pengaggura amat,
karena saya menyebut profesi saya sebagai seorang freelance hehehe :D. Satu minggu yang lalu, Hari Raya Idul Fitri
pun tiba, semua keluarga berkumpul di suatu tempa/kampung halaman. Disitu
banyak sekali perbincangan-perbincangan yang muncul. Dan yang saya takutkan
dari perbincangan itu adalah mereka akan menyaiku tentang pendidikanku. Dan
benar saja, yang aku takutkan memang terjadi. Mulai dari paman, bibi, kakek,
nenek, sepupu, saudara jauh atau apalah itu mulai bertanya kepadaku tentang
kelanjutan pendidikanku. Jika aku (misalnya) sudah diterima di salah satu PTN
impian dan jurusan impian, aku tidak akan ragu untuk menjawabnya, malahan aku
akan sangat menunggu pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi karena aku belum terikat
dengan kampus manapun, rasanya sangat sulit sekali untuk menjawabnya. Kalaupun
di jawab, aku menjawabnya dengan muka yang agak sedikit tertekuk, tapi aku
sempatkan untuk memberi senyuman. Ya, aku belum kuliah, dan akan kembali
bertempur tahun depan. Dan alhamdulillah, keluargaku tidak ada yang mengejekku
sama sekali, malahan mereka menyemangatiku dan mendukungku untuk sukses. Mereka
bilang masih banyak waktu untuk membuktikannya, masih banyak jalan, dan percaya
pada diri sendiri jangan terpengaruh oleh omongan orang yang mencibir.
Sebelum pengumuman
SBMPTN yang lalu, aku sudah berniat untuk mengambil gapyear bila tahun ini
belum rezekiku di SBMPTN. Aku sendiri tidak berniat untuk mengikuti Ujian
Mandiri karena beberapa hal. Aku sudah mantapkan untuk mengikuti tes SBMPTN
2018 tahun depan, meski satu tahun bukanlah waktu yang begitu singkat, apalagi
jika tidak ada kegiatan sama sekali. Mungkin dari kalian masih belum tahu apa itu
istilah gapyear. Menurut berbagai
sumber yang telah saya baca, gapyear
adalah kegiatan menunda pembelajaran atau aktivitas seperti yang biasa
dilakukan seseorang selama kurang lebih satu tahun pada umumnya. Atau jika
lebih disingkatkan lagi, yaitu bagi lulusan SMA yang memutuskan untuk menunda
kuliahnya selama satu tahun. Istilah ini sering dipakai oleh lulusan SMA di
Eropa sana. Bahkan anak dari Barrack Obama pun mengambil gapyear setelah lulus dari SMA-nya.
Jika mengambil gapyear, beban sudah pasti ada. Mulai
dari kurang percaya diri, tidak enak kepada kepada orangtua, dan juga hal-hal
lain seperti pertanyaan “Mau ngapain aja lo selama setahun?”, “Mau kerja?
Emangnya lo punya keahlian apa?”, “Mau diem aja dirumah?”, “Dirumah ngapain aja
lo?”, “Yakin mau belajar lagi selama setahun?”, dan banyak lagi. Awalnya saya
merasa sedikit agak terganggu ketika banyak teman-teman yang bertanya kuliah
dimana dan saya langsung menjawabnya mau lanjut tahun depan. Ketika ditanya
balik, dia udah kuliah. Malu sih (kalo malu wajar), apalagi (bukannya sombong)
prestasi saya di sekolah cukup baik, selalu ada di peringkat 3 besar atau lima
besar di kelas. Masa anak yang di kelasnya masuk 5 besar kalah sama yang gak
dapet 10 besar sih? Kan gengsi. Itu sih menurut anggapan mereka, tapi saya
tidak gengsi sama sekali, malahan saya lebih semangat untuk mengambil gapyear. Inget, gapyear itu bukan hanya menganggur selama setahun menunggu kuliah
tahun depan, tetapi banyak sekali kegiatan yang bisa diisi selama satu tahun
itu untuk mengembangkan jati diri sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, saya akan
mengungkapkan beberapa kelebihan jika mengambil gapyear dari para alumni yang sudah melakukan gapyear (dari berbagai sumber).
Kelebihan mengambil gapyear :
1.
Mempunyai banyak
waktu untuk menentukan tujuan
Yang pertama
kelebihan dari ambil gapyear ini
adalah kamu bisa menentukan apa sih tujuan saya ke depannya. Kamu bisa
mempunyai banyak waktu untuk berpikir sambil travelling ataupun menyendiri di
kamar tanpa ada gangguan orang lain. Kamu bisa menentukan jurusan apa yang
seharusnya di ambil tahun depan dan begitu pula dengan kampusnya yang cocok.
2.
Bisa bekerja part time
Yang kedua kamu
bisa mengisi kekosongan hari-hari kamu dengan bekerja atau magang di suatu
tempat, mungkin kamu bisa bekerja kecil-kecilan, membantu orangtua, atau
menulis/ngeblog yang bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan untuk menambah
biaya kuliah di tahun depan. Sambil bekerja, kamu juga bisa sambil belajar
untuk memperisapkan tes SBMPTN atau ujian lainnya dari jauh-jauh hari.
3.
Mengenal orang
baru dan lingkungan baru
Yang ketiga
masih berkaitan dengan poin yang kedua. Ketika kamu bekerja di suatu tempat
yang baru, otomatis kamu akan bertemu dengan teman-teman baru yang siapa tahu
bisa menjadi sumber inspirasi untuk tujuan kamu ke depannya. Dan dengan itu
semua, kamu bisa memperoleh pengalaman baru yang tidak di dapat oleh
teman-temanmu yang sedang berkuliah.
4.
Bisa lebih
menyiapkan diri
Dengan waktu
satu tahun, kamu bisa lebih menyiapkan diri untuk menghadapi masa kuliah. Kamu
pun bisa beristirahat setelah 12 tahun lamanya menempuh pendidikan. Sehingga
otakmu pun akan lebih fresh. Kamu
juga bisa lebih siap menerima semua kenyataan dan juga lebih siap untuk
mempersiapkan segala-galanya yang akan kamu tempuh beberapa tahun mendatang.
Kamu pun bisa lebih siap untuk belajar mempersiapkan beberapa tes ujian masuk,
baik dengan cara bimbel, belajar sendiri dengan mengulang materi pembelajaran,
membeli buku panduan, kursus bahasa asing, dan lain sebagainya.
Nah, mungkin itu
beberapa kelebihan ketika kita mengambil gapyear
atau menunda kuliah setahun atau lebih. Mungkin kita akan mendapatkan
keuntungan yang lebih banyak lagi ketika merasakannya sendiri nanti. Saya pun
membaca di berbagai artikel, banyak sekali testimoni-testimoni alumni yang
diterima di SBMPTN atau ujian-ujian lainnya seperti USM PKN STAN, SIMAK UI,
UTUL UGM, SMUP UNPAD setelah sebelumnya mereka mengambil gapyear alias menunda satu tahun karena berbagai hal, baik yang
ditolak tahun sebelumnya, diterima tapi tidak sesuai dengan jurusan yang
diinginkan, dan lain sebagainya.
Bagi sebagian orang
mengambil gapyear mungkin bukan
pilihan yang tepat karena berbagai alasan, tetapi jika dilihat dari sudut
berbeda, mengambil gapyear justru
memberikan banyak keuntungan bagi kita dalam beberapa hal, asalkan kita bisa
memanfaatkan waktu satu tahun atau lebih dengan baik dan juga kegiatan yang
bisa melecutkan semangat juang kita. Gapyear
ataupun tidak, itu semua tergantung keinginan hati kita, toh diri kita
sendiri yang menjalankannya, bukanlah orang lain. Yang saya bagikan disini,
saya hanya ingin sedikit bercerita atau curhat lah untuk sekedar memberikan motivasi kepada kalian semua yang saat
ini masih merasa bimbang.
Jadi intinya, setelah
lebaran ini banyak sekali motivasi untuk bagaimana kita akan melangkahkan kaki
demi meraih semua mimpi-mimpi kita, apa yang harus kita lakukan, dan bagaimana
kita bisa mewujudkannya. Jangan jadikan beban jika ada orang yang bertanya
kuliah dimana, cukup jawab saja : “secepatnya saya akan menyusulmu”. Jadikan
pertanyaan-pertanyaan yang kurang enak di hati sebagai pelecut semangat untuk
terus berjuang demi apa yang kita impikan. Bersabarlah, semua yang kita
inginkan harus dibarengi dengan perjuangan. Dan percayalah, bahwa usaha tidak
akan pernah mengkhianati hasil.
SALAM SUKSES DARI SAYA!
:D :)
Semangattt kita masih harus sama sama berjuang. Gapyear nggk semengerikan orang orang pikir
BalasHapusIya siap, kita mesti berjuang demi mimpi. Iya bener, asalkan kita bisa memanfaatkannya dengan baik :D Semangat!
BalasHapusPengen jurusan dan univ mana? Udah mulai belajar atau bimbel sekarang?
Hapus