https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Senin, 04 Maret 2019

#Puisi


Sore Hari di Dalam Bus
Sore hari di dalam bus
Langit mendung tak terbendung
Rintik hujan segera melambai landai
Sorak-sorai penumpang memasuki bus tak terurus
Disembunyikannya lelah dengan senyum semunya

Sore hari di dalam bus
Seorang wanita terduduk di belakang sopir bus
Matanya elok berkelok
Wajahnya manis tak meringis
Meski gerimis basahi jernihnya kaca bus
Kacamata minimalis dan kerudung hitam segi empat melekat erat

Sesekali diliriknya wajah itu pada aku yang memandang
Mataku bertemu dengan matanya tanpa hadang
Gerak-geriknya guratkan kesiapsiagaan
Tak ingin terlihat aku melihatnya

Ingin rasanya menyapa dan melempar senyum
Tapi aku yang pengecut cuma punya takut yang akut
Mataku tak bisa berbuat banyak
Pada wanita cantik di tengah gemercik

Sore hari di dalam bus
Hujan semakin menghantam bumi
Dibisikkannya kata-kata oleh wanita itu pada sang sopir
Isyaratkan berhenti di tepi pohon tak bernama
Tak ku lihatnya memegang payung
Hanya serahkan pada tudung dan pohong menghujung

Aku hanya duduk manis tak berbuat apa-apa
Pada wanita yang hendak turun itu
Langkahku terlalu berat dengan gengsi yang amat kuat
Sudahlah, itu hanya sesaat
Saling pandang dan singkat menghilang

Sore hari di dalam bus
Hujan deras semakin mengeras
Penyesalan amat dalam menghunjam dada terpejam
Biarkan ia pergi dengan sendiri
Semoga selamat dengan hangat

Bulir-bulir air hujan semakin membasahi jendela bus
Menghilangkan rahang pandangan
Samar-samar aku tak bisa melihat langkah semunya
Bus pergi menjauh, meninggalkan jejak wanita yang aku taruh dalam peluh meluruh

Sabtu, 02 Maret 2019

Mafia di Penjara, Timnas AFF U-22 Juara


Timnas Indonesia juara AFF U-22 2019



Awal tahun 2019, pecinta sepakbola Indonesia diberikan hadiah yang spesial oleh para punggawa timnas U22, yaitu Piala AFF U22. Beberapa saat yang lalu, para mafia sepakbola di Indonesia perlahan-lahan terungkap dan tertangkap. Mungkin karena semakin banyak mafia yang terciduk merupakan keberkahan untuk persepakbolaan di Indonesia.

Pada tanggal 26 Februari 2019 timnas U22 Indonesia berhasil meraih gelar bergengsi Piala AFF yang diselenggarakan di Kamboja. Indonesia berhasil meraih titel juara setelah menumbangkan Thailand 2-1 di laga final yang dimulai sekitar pukul 18.30 WIB.

Bagas Adi Nugroho kapten timnas Indonesia mengangkat piala AFF


Perjalanan timnas Indonesia menuju juara tidaklah mudah dan mulus. Bahkan di tiga laga uji coba melawan tim Liga 1 (Bhayangkara FC, Arema FC, dan PSM Makassar) semuanya berakhir dengan hasil seri. Di dua laga fase grup pun Indonesia hanya bisa bermain imbang melawan Myanmar dan Malaysia. Namun Indonesia berhasil meraih kemenangan melawan tuan rumah Kamboja sebelum berhasil berjalan mulus ke final.

Marinus Wanewar merayakan golnya ke gawang Kamboja


Indonesia sendiri tergabung di grup A bersama tuan rumah Kamboja dan Singapura, Myanmar, serta Malaysia. Namun demikian, Singapura mengundurkan diri dari turnamen ini.

Inilah rangkaian pertandingan Indonesia dari fase grup sampai final

(18/02/2019)
Indonesia vs Myanmar (1-1)
Pada pertandingan pertama fase grup, Indonesia hanya mampu bermain imbang melawan Myanmar. Sempat tertinggal terlebih dahulu, namun Indonesia mampu menyamakan kedudukan melalui gol Rachmat Irianto.

(20/02/2019)
Malaysia vs Indonesia (2-2)
Di laga kedua lagi-lagi timnas Indonesia dipaksa bermain imbang melawan musuh bebuyutan yaitu Malaysia. Pertandingan cukup alot. Gol Indonesia diciptakan oleh Marinus Wanewar dan tendangan indah dari Witan Sulaeman.

(22/02/2019)
Indonesia vs Kamboja (2-0)
Laga ini merupakan laga penentu Indonesia untuk lolos ke babak berikutnya. Sebelumnya tuan rumah Kamboja sudah memastikan lolos setelah memenangkan dua pertandingan. Dengan semangat juang yang tinggi, timnas Indonesia berhasil menuju ke babak semi final setelah menundukkan Kamboja dengan skor 2-0 berkat brace dari Marinus Wanewar. Indonesia finish di posisi kedua dengan point 5, sementara di bawahnya ada Malaysia dengan point 4 setelah di laga terakhir berhasil menumbangkan Myanmar.

Marinus Wanewar dan Sani Riski merayakan gol


(24/02/2019)
Vietnam vs Indonesia (0-1)
Di laga semi final, Indonesia melawan Vietnam yang merupakan juara grup B. Melawan tim yang berat, timnas Indonesia tetap tampil menyerang. Hasilnya Indonesia berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 1-0 berkat sepakan bebas Luthfi Kamal yang meluncur deras ke gawang Vietnam.

(26/02/2019)
Indonesia vs Thailand (2-1)
Laga yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu laga final. Indonesia tampil sangat percaya diri untuk membawa piala ke tanah air. Meskipun Thailand sudah sering membawa gelar AFF, namun itu semua tidak membuat para punggawa timnas Indonesia patah semangat. Indonesia sebenarnya sempat tertinggal lebih dahulu melalui skema tendangan bebas yang dituntaskan dengan sundulan kapten Thailand di menit ke 57. Tidak ingin kalah, timnas Indonesia langsung membalasnya satu menit kemudian melalui sepakan keras Sani Riski yang membuat skor sama kuat. Selang 6 menit kemudian, sundulan Osvaldo Haay mampu merobek jala kiper Thailand yang merubah skor menjadi 2-1 hingga akhir pertandingan. Indonesia pun berhak menjadi jawara Piala AFF U22.

Coach Indra Sjafrie bersalaman dengan Menpora Imam Nahrawi


Coach Indra Sjafrie benar-benar pelatih lokal yang sangat berkualitas. Gelar ini merupakan gelar keduanya setelah menjuarai Piala AFF U-19 2013 di Sidoardjo 6 tahun silam yang saat itu diperkuat oleh Evan Dimas dkk. AFF U-16, U-19, dan U-22 sudah merasakan gelar juara, sementara gelar AFF senior masih dalam proses. Semoga saja timnas senior mampu secemerlang para juniornya.

Sani Riski pencetak gol di laga final melawan Thailand


Dan inilah pelatih, asissten pelatih, dan para pemain timnas yang membela Indonesia di Piala AFF U-22 2019.

Pelatih : Indra Sjafrie
Asissten Pelatih : Nova Arianto

Kiper
1. Awan Setho, Bhayangkara FC
2. Satria Tama, Madura United
3. M Riyandi, Barito Putera

Belakang
4. Asnawi Mangkualam, PSM
5. Fredyan Wahyu, PSMS
6. Rachmat Irianto, Persebaya
7. Nurhidayat, Bhayangkara FC
8. Andy Setyo, PS Tira Persikabo
9. Bagas Adi, Bhayangkara FC
10. Firza Andika, AFC Tubize
11. Samuel Christianson, Sriwijaya FC

Tengah
12. Kadek Agung, Bali United
13. M Luthfi Kamal, Mitra Kukar
14. Hanif Sjahbandi, Arema FC
15. Rafi Syaharil, Barito Putera
16. Gian Zola, Persela Lamongan
17. Sani Riski Fauzi, Bhayangkara FC
18. Witan Sulaiman, SKO Ragunan
19. Billy Keraf, Borneo FC
20. Todd Rivaldo, Persipura
21. Osvaldo Haay, Persebaya

Depan
22. Marinus Wanewar, Persipura
23. Dimas Drajad, PS Tira Persikabo



Dan juga para official tim yang sudah membantu timnas Indonesia, serta para supporter timnas Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang tidak pernah bosan mendukung timnas berlaga di berbagai ajang kejuaraan.

Jumat, 01 Maret 2019

Asyiknya Berkunjung ke PAUD Bunda Hajar


Pada hari Minggu tepatnya tanggal 24 Februari 2019, saya dan teman-teman yang lainnya melakukan kegiatan sosial di PAUD Bunda Hajar tepatnya di daerah Jatinangor (Desa Sukanegla). Kami tiba di tempat sekitar pukul 4 sore lebih. Ketika kami datang, disana sudah banyak anak yang bermain-main dengan temannya. Kami disambut dengan penuh suka-cita oleh mereka yang masih belum berpikiran jauh. Saya sangat senang bisa melihat keceriaan mereka.

Maksud dan tujuan kami berkunjung ke PAUD Bunda Hajar adalah dalam rangka memberikan sebuah motivasi atau sedikit pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak PAUD maupun SD. Kegiatan ini dipelopori oleh BEM KEMA Unpad bidang Pengabdian Masyarakat yang sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu dengan tujuan memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak yang hidup daerah-daerah tertinggal  khususnya di Jatinangor. Saya merasa bahagia bisa mengikuti kegiatan positif ini karena selain bisa menambah relasi dan wawasan, saya pun bisa sedikitnya berbagi ilmu yang saya punya kepada anak-anak seusia mereka, dan yang terpenting saya bisa melepaskan penat sejenak dengan bermain bersama mereka. Bermain bersama anak-anak memang membuat semua beban (entah itu kehidupan, pekerjaan, perkuliahan, dll) terasa lepas.



Sebelum kegiatan dimulai, kami semua dengan anak-anak bernyanyi lagu “Taman Ilmu” sebagai lagu atau hymne dari Taman Ilmu Unpad. Liriknya begitu menginspirasi dan nada nya pun enak sekali untuk di dengar. Saya cukup kaget melihat anak-anak antusias menyanyikan lagu itu dengan hafal, sementara saya masih belum menghafal lagu itu karena saya baru bergabung beberapa hari yang lalu. Kami bernyanyi sambil menggerakkan badan dengan suka-ria.



Setelah bernyanyi selesai, kami pun segera melakukan kegiatan yang sudah direncanakan beberapa hari yang lalu. Kami dibagi dalam dua kelompok, kebetulan saya terbagi dalam kelompok 2 yang akan memberikan materi atau motivasi mengenai cita-cita di masa yang akan datang. Sebelumnya, kami pun berkenalan terlebih dahulu dengan anak-anak yang ada disana. Awalnya mereka malu-malu untuk memperkenalkan diri sehingga saya pun berinisiatif untuk memperkenalkan diri pada mereka. Dengan begitu, mereka pun perlahan berani untuk memperkenalkan diri walaupun masih ada yang malu-malu.
  


Anak-anak diberikan kertas dan pena untuk mengisi dan menggambar apa yang mereka cita-citakan. Seperti zamanku kecil dahulu, banyak sekali yang bercita-cita menjadi seorang dokter dan polisi. Aku sempat bingung pada salah satu anak bernama Nadia, ia bercita-cita menjadi seorang dokter namun di kertasnya ia menggambarkan pemandangan gunung dengan jalannya, aku sempat tersenyum melihat gambar legendaris itu. Aku tidak sempat bertanya karena dia sangat malu-malu. Kalau boleh aku berasumsi, mungkin saja ia ingin menjadi dokter dan mengabdi di sebuah desa seperti yang ia tinggali sekarang, dan itu merupakan cita-cita yang sungguh mulia.

Kebanyakan anak laki-laki bercita-cita ingin menjadi pemain sepakbola karena mereka sangat mennggemari klub asal Bandung, yaitu Persib Bandung. Mereka menggambar seorang yang sedang menendang bola meskipun dengan gambar yang masih sederhana. Namun aku menemukan hal lain yang menarik dari seorang anak laki-laki, disitu aku melihat bahwa ia jika sudah besar nanti ingin menjadi seorang astronot. Sebuah cita-cita yang tidak dimiliki oleh banyak anak seusianya. Dan aku pun berharap bahwa apa yang ia dan teman-temannya cita-citakan dapat terwujud di suatu hari nanti.



Selesai kegiatan, kertas pun dikumpulkan untuk kemudian dinilai oleh saya dan teman-teman. Sebelum saya dan teman-teman pulang, kami semua pun kembali bernyanyi sebagai tanda perpisahan. Meskipun akan berpisah, namun diiringi dengan nyanyian yang menyenangkan hati. Setelah itu, hal biasa yang dilakukan zaman sekarang sebelum bubar, yaitu berfoto bersama terlebih dahulu. Ada beberapa anak yang ‘kabur’ duluan ke rumah atau hanya melihat kami di foto dengan tidak ikut berfoto karena mereka masih malu-malu.



Kegiatan berakhir sekitar pukul 18.00. Dua jam yang menurutku sangat singkat, aku sangat senang bisa bertemu dengan mereka. Aku sangat senang bisa mengetahui ada tempat belajar yang menyenangkan yang bisa sebagai sarana berbagi ilmu dan bersuka-ria bersama anak-anak yang masih terpancar senyum tulus di bibirnya.