https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Jumat, 01 Maret 2019

Asyiknya Berkunjung ke PAUD Bunda Hajar


Pada hari Minggu tepatnya tanggal 24 Februari 2019, saya dan teman-teman yang lainnya melakukan kegiatan sosial di PAUD Bunda Hajar tepatnya di daerah Jatinangor (Desa Sukanegla). Kami tiba di tempat sekitar pukul 4 sore lebih. Ketika kami datang, disana sudah banyak anak yang bermain-main dengan temannya. Kami disambut dengan penuh suka-cita oleh mereka yang masih belum berpikiran jauh. Saya sangat senang bisa melihat keceriaan mereka.

Maksud dan tujuan kami berkunjung ke PAUD Bunda Hajar adalah dalam rangka memberikan sebuah motivasi atau sedikit pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak PAUD maupun SD. Kegiatan ini dipelopori oleh BEM KEMA Unpad bidang Pengabdian Masyarakat yang sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu dengan tujuan memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak yang hidup daerah-daerah tertinggal  khususnya di Jatinangor. Saya merasa bahagia bisa mengikuti kegiatan positif ini karena selain bisa menambah relasi dan wawasan, saya pun bisa sedikitnya berbagi ilmu yang saya punya kepada anak-anak seusia mereka, dan yang terpenting saya bisa melepaskan penat sejenak dengan bermain bersama mereka. Bermain bersama anak-anak memang membuat semua beban (entah itu kehidupan, pekerjaan, perkuliahan, dll) terasa lepas.



Sebelum kegiatan dimulai, kami semua dengan anak-anak bernyanyi lagu “Taman Ilmu” sebagai lagu atau hymne dari Taman Ilmu Unpad. Liriknya begitu menginspirasi dan nada nya pun enak sekali untuk di dengar. Saya cukup kaget melihat anak-anak antusias menyanyikan lagu itu dengan hafal, sementara saya masih belum menghafal lagu itu karena saya baru bergabung beberapa hari yang lalu. Kami bernyanyi sambil menggerakkan badan dengan suka-ria.



Setelah bernyanyi selesai, kami pun segera melakukan kegiatan yang sudah direncanakan beberapa hari yang lalu. Kami dibagi dalam dua kelompok, kebetulan saya terbagi dalam kelompok 2 yang akan memberikan materi atau motivasi mengenai cita-cita di masa yang akan datang. Sebelumnya, kami pun berkenalan terlebih dahulu dengan anak-anak yang ada disana. Awalnya mereka malu-malu untuk memperkenalkan diri sehingga saya pun berinisiatif untuk memperkenalkan diri pada mereka. Dengan begitu, mereka pun perlahan berani untuk memperkenalkan diri walaupun masih ada yang malu-malu.
  


Anak-anak diberikan kertas dan pena untuk mengisi dan menggambar apa yang mereka cita-citakan. Seperti zamanku kecil dahulu, banyak sekali yang bercita-cita menjadi seorang dokter dan polisi. Aku sempat bingung pada salah satu anak bernama Nadia, ia bercita-cita menjadi seorang dokter namun di kertasnya ia menggambarkan pemandangan gunung dengan jalannya, aku sempat tersenyum melihat gambar legendaris itu. Aku tidak sempat bertanya karena dia sangat malu-malu. Kalau boleh aku berasumsi, mungkin saja ia ingin menjadi dokter dan mengabdi di sebuah desa seperti yang ia tinggali sekarang, dan itu merupakan cita-cita yang sungguh mulia.

Kebanyakan anak laki-laki bercita-cita ingin menjadi pemain sepakbola karena mereka sangat mennggemari klub asal Bandung, yaitu Persib Bandung. Mereka menggambar seorang yang sedang menendang bola meskipun dengan gambar yang masih sederhana. Namun aku menemukan hal lain yang menarik dari seorang anak laki-laki, disitu aku melihat bahwa ia jika sudah besar nanti ingin menjadi seorang astronot. Sebuah cita-cita yang tidak dimiliki oleh banyak anak seusianya. Dan aku pun berharap bahwa apa yang ia dan teman-temannya cita-citakan dapat terwujud di suatu hari nanti.



Selesai kegiatan, kertas pun dikumpulkan untuk kemudian dinilai oleh saya dan teman-teman. Sebelum saya dan teman-teman pulang, kami semua pun kembali bernyanyi sebagai tanda perpisahan. Meskipun akan berpisah, namun diiringi dengan nyanyian yang menyenangkan hati. Setelah itu, hal biasa yang dilakukan zaman sekarang sebelum bubar, yaitu berfoto bersama terlebih dahulu. Ada beberapa anak yang ‘kabur’ duluan ke rumah atau hanya melihat kami di foto dengan tidak ikut berfoto karena mereka masih malu-malu.



Kegiatan berakhir sekitar pukul 18.00. Dua jam yang menurutku sangat singkat, aku sangat senang bisa bertemu dengan mereka. Aku sangat senang bisa mengetahui ada tempat belajar yang menyenangkan yang bisa sebagai sarana berbagi ilmu dan bersuka-ria bersama anak-anak yang masih terpancar senyum tulus di bibirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar