Sore
Hari di Dalam Bus
Sore
hari di dalam bus
Langit
mendung tak terbendung
Rintik
hujan segera melambai landai
Sorak-sorai
penumpang memasuki bus tak terurus
Disembunyikannya
lelah dengan senyum semunya
Sore
hari di dalam bus
Seorang
wanita terduduk di belakang sopir bus
Matanya
elok berkelok
Wajahnya
manis tak meringis
Meski
gerimis basahi jernihnya kaca bus
Kacamata
minimalis dan kerudung hitam segi empat melekat erat
Sesekali
diliriknya wajah itu pada aku yang memandang
Mataku
bertemu dengan matanya tanpa hadang
Gerak-geriknya
guratkan kesiapsiagaan
Tak
ingin terlihat aku melihatnya
Ingin
rasanya menyapa dan melempar senyum
Tapi
aku yang pengecut cuma punya takut yang akut
Mataku
tak bisa berbuat banyak
Pada
wanita cantik di tengah gemercik
Sore
hari di dalam bus
Hujan
semakin menghantam bumi
Dibisikkannya
kata-kata oleh wanita itu pada sang sopir
Isyaratkan
berhenti di tepi pohon tak bernama
Tak
ku lihatnya memegang payung
Hanya
serahkan pada tudung dan pohong menghujung
Aku
hanya duduk manis tak berbuat apa-apa
Pada
wanita yang hendak turun itu
Langkahku
terlalu berat dengan gengsi yang amat kuat
Sudahlah,
itu hanya sesaat
Saling
pandang dan singkat menghilang
Sore
hari di dalam bus
Hujan
deras semakin mengeras
Penyesalan
amat dalam menghunjam dada terpejam
Biarkan
ia pergi dengan sendiri
Semoga
selamat dengan hangat
Bulir-bulir
air hujan semakin membasahi jendela bus
Menghilangkan
rahang pandangan
Samar-samar
aku tak bisa melihat langkah semunya
Bus
pergi menjauh, meninggalkan jejak wanita yang aku taruh dalam peluh meluruh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar