https://www.histats.com/viewstats/?act=1&operation=1002&u=1993123xc1bd05b8b

Minggu, 14 Juli 2019

Menikmati Indonesia dari Keanekaragaman Hayati-nya lewat Cerita Sederhana



Indonesia adalah negara yang indah, seindah alam dan manusianya. Sungguh banyak hal-hal yang begitu menarik untuk dibacarakan mengenai keindahan Indonesia, salah satunya adalah keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Yang membuat aku bangga adalah, bahwa Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dengan kategori negara dengan penyumbang keanekaragaman hayati terbesar dibawah Brazil yang berada pada peringkat pertama. Sungguh disayangkan apabila ada salah satu warga negara Indonesia yang membenci negaranya sendiri, bahkan ingin pergi selama-lamanya dari negara yang konon sering disebut sebagai Kota Atlantis yang Hilang ini.

Banyak wisatawan asing yang sebenarnya mereka tidak begitu kenal dengan Indonesia. Jika ditanya mengenai Indonesia, mereka pasti akan bingung dan berpikir sejenak untuk mengingat-ngingat nama Indonesia. Atau mungkin ada yang tahu tentang Indonesia, namun mereka hanya tahu mengenai konflik di negara zamrud khatulistiwa ini, semisal mereka tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah koruptor terbanyak, dengan kemiskinannya, atau bahkan dengan negara penghasil sampah plastik terbanyak nomor dua di dunia.

            Masa iya sih mereka tahu itu semua?
                        Who knows, bro.

Meskipun Indonesia memiliki rapor merah, namun Indonesia menyimpan sejuta keindahan yang tak diketahui banyak orang. Sebagian besar wisatawan asing mungkin tahu kota wisata Bali dengan keindahan alamnya. Padahal, masih banyak alam-alam Indonesia yang jauh lebih indah seperti  Labuan Bajo di Flores Nusa Tenggara Timur, Danau Toba atau Taman Nasional Gunung Leuser yang ada di Sumatera, Taman Nasional Tanjung Puting atau Pulau Pasir Putih di Kalimantan, Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi, dan masihhhh banyak lagi. Aku pun ingin sekali mempunyai kesempatan untuk mengunjungi salah satu tempat yang barusan ku sebut karena disana sungguh beranekaragam keindahan hayatinya. Aku ingin memanjakan mata dan berswa foto dengan hewan asli disana.

Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur

Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah


Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah

Taman Nasional Gunung Leuser di Provinsi Aceh


Dua bulan yang lalu Indonesia memperingati Hari Keanekaragaman Hayati 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di acara itu juga disebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang keanekaragaman hayati terbesar di dunia seperti yang sudah aku sebutkan di paragraf sebelumnya. Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan juga tahun ke tahun keanekaragaman hayati di bumi pertiwi ini akan terus bertambah—apabila tangan-tangan manusia Indonesia tetap menjaga dan melestarikan alam Indonesia, bukan malah mengotorinya dengan tindakan-tindakan bodoh seperti menebang pohon secara liar, membunuh binatang-binatang endemik, atau mencemari lingkungan yang dapat merusak tatanan ekosistem alam.

Sedari tadi aku menyinggung kata keanekaragaman hayati, sebenarnya kalian tahu gak sih apa itu keanekaragaman hayati? Pada dasarnya, keanekaragaman hayati itu merupakan 

tingkat variasi bentuk kehidupan dalam, mengingat ekosistem bioma spesies atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah sebagian fungsi dari iklim. 

Dan blablabla segala tetek bengeknya

Ribet, panjang, dan bikin pusing ya definisinya hahaha, ya iyalah orang aku dapet dari si—siapa lagi kalau bukan si Mbah Google, hehehe. Kalau menurut versiku sendiri si, keanekaragaman hayati itu adalah kumpulan makhluk hidup; baik itu hewan, tumbuhan, maupun lingkungan yang berada pada tatanan ekosistem alam.

Hah? Masih bingung ya? Aku sok tahu ya?

Hehehe maaf ya kawan-kawan, namanya juga belajar mengemukakan pendapat toh, jangan terlalu dibawa pusing. Kalian bisa mencari tahu jawabannya sendiri dimana saja, atau mungkin bisa mengartikannya sendiri, barangkali kalian lebih tahu ketimbang aku ini.

Bagi aku pribadi, keanekaragaman atau rupa-rupa alam di dunia ini, khususnya di negara kita tercinta Indonesia, sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dengan keanekaragaman hayati, kita bisa makan dengan enak dan hidup dengan sehat. Kita bisa menikmati olahan makanan yang terbuat dari berbagai tumbuhan dan sayur-sayuran di alam. Kita bisa menikmati lezatnya daging ayam di rumah makan—bagi yang uangnya masih nyempil ya di dompet hehehe. Minumnya? Kita bisa menikmati segarnya es kelapa muda atau jus jeruk, atau apapun itu yang bisa menyegarkan dahaga.
 


Indonesia sendiri memiliki sekurang-kurangnya 400 jenis tanaman penghasil buah, 370 lebih jenis sayuran dan umbi-umbian serta rempah-rempah sehingga Indonesia sering dikenal sebagai surganya rempah-rempah. Mungkin kalian juga ingat mengenai pelajaran Sejarah ketika SMP atau SMA yang membahas kedigdayaan Indonesia pada masa penjajahan dengan sumber rempah-rempah yang begitu melimpah, sehingga banyak para penjajah dari Eropa sana yang rela-rela datang ke Indonesia demi mencari rempah-rempah.

Kebetulan rumahku ada di sebuah pedesaan dan dekat dengan pegunungan di daerah Sukabumi—atau teman-temanku dari luar sering menyebutnya sebagai likeearth (ngerti gak guys hehehe)—otomatis banyak sekali tanaman-tanaman atau tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai sumber pangan dan kesehatan. Jelas, hal tersebut bisa dijadikan sebagai bisnis untuk menghasilkan keuntungan. Namun karena hasilnya masih belum melimpah ditambah pengetahuan masyarakat yang masih terbatas, hasil-hasil dari penanaman di desaku hanya untuk dimakan kembali oleh si pemiliknya.

Kawasan tempat tinggalku


Di belakang rumahku, misalnya, aku (sebetulnya sih ibuku) memiliki kebun Manihot esculenta (singkong) yang cukup luas dan juga beberapa pohon Musa paradisiaca (pisang) yang tersebar di sekitar area rumah. Aku pun memelihara beberapa ekor ayam kampung di belakang rumah lengkap dengan kandangnya. Bahkan duluuu sekali nenekku pernah memelihara kambing di depan rumahku. Namun kini tempat tersebut sudah lama berubah menjadi lahan kebun sungkong.

Hampir setiap minggu ibu selalu memetik daun singkong untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan menu makanan, yang sering disebut sebagai sayur singkong, terkadang memakai kuah atau tidak. Sementara daging atau buahnya sendiri, si ketela itu, sering digoreng untuk menemani segarnya pagi ditambah kopi hitam. Sungguh nikmatnya.

Kebun Singkong belakang rumah
 
Pohon pisang yang baru muncul jantungnya







Kalau untuk pisang sendiri, waktu berbuahnya tidak menentu. Namun kalau kebetulan berbuah, aku akan sangat senang karena bisa memakan makanan kesukaanku, yaitu pisang goreng. Kalau tidak digoreng, kadang pisangnya sering dijadikan bahan untuk membuat makanan ringan lantak. Di daerahku lantak adalah makanan ringan berupa keripik yang terbuat dari bahan dasar pisang, sering juga disebut keripik pisang.


Makanan lantak

Selain pohon singkong dan pisang tadi, di sekitar rumahku pun ada beberapa tanaman lain lagi seperti pohon pepaya (Carica papaya), pohon rambutan (Nephelium lappaceum), pohon jambu air (Syzygium aqueum), dan masih banyak lagi yang aku sendiri tidak tahu namanya. Selain sebagai sumber pangan, jenis-jenis tanaman atau tumbuhan tadi pun bisa dimanfaatkan sebagai sumber kesehatan dalam bentuk obat alami. Misalnya saja daun pepaya bisa dimanfaatkan untuk menambah nafsu makan, memperkuat tulang dan gigi, mencegah penyakit kanker, bahkan bisa digunakan sebagai penghilang jerawat dan melancarkan ASI bagi ibu yang sedang menyusui. Sementara jambu air dapat dimanfaatkan untuk mengatasi diare dan perut kembung, melawan infeksi jamur, dan juga dapat digunakan sebagai pengontrol diabetes.

Pohon pepaya dengan buah yang masih muda


Sudah tidak terbayang lagi manfaat yang bisa diambil dari keanekaragaman hayati ini.


Jawa Barat memang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang begitu melimpah. Sekitar bulan Desember 2018 yang lalu, aku dan teman-teman melakukan kuliah lapangan ke Kebun Raya Cibodas, Cianjur. Disana aku begitu dimanjakan dengan pemandangan indahnya. Udara disana begitu dingin, kebetulan saat aku pergi kesana sedang musim hujan. Ketika sampai pun, gerimis sudah membasahi jaket almamaterku.


"Keanekaragaman adalah sumber kebahagiaan"--Aphra Behn


Namanya juga Kebun Raya, pasti banyak sekali jenis tanaman dan tumbuhan mulai dari yang kecil sampai yang begitu besar. Mulai dari yang berumur muda sampai ribuan tahun telah berdiri tegak. Salah satu tanaman yang sangat aku ingat adalah tanaman kantung semar atau dalam bahasa latinnya adalah Nephentes. Bentuk dan warnanya sangat unik. Aku pun tidak melewatkan untuk mengabadikan tumbuhan karnivora itu.


 
Nephentes atau kantung semar


FYI, tanaman dan tumbuhan itu ada bedanya guys. Bagi kalian yang belum tahu, sederhananya tanaman itu adalah jenis organisme yang ditanam langsung oleh manusia. Sementara kalau tumbuhan itu adalah jenis organisme yang tumbuh sendiri di alam tanpa bantuan tangan manusia—itu kata dosenku.

Selain Nephentes yang berukuran kecil, aku pun kembali dimanjakan dengan tumbuhan yang lainnya, dimana bunga dari tumbuhan ini ukurannya begitu besar, apalagi kalau bukan namanya Rafflesia. Ya, aku dan teman-teman menyaksikan salah satu bunga raksasa di muka bumi ini, yaitu Rafflesia. Aku sendiri tidak tahu spesiesnya karena tidak melihat begitu jelas namanya yang ditulis di papan nama yang cukup kecil. Untuk memotonya saja aku sangat kesulitan karena banyak sekali teman-teman—yang aku tak tahu namanya—yang berdesakan ingin mengabadikan momen itu. Aku yang terhalang pun mencoba memaksa untuk memotret, namun ya hasilnya hanya seadanya saja.

Bunga Rafflesia yang hanya kelihatan ujungnya saja
Salah satu pohon dengan umur yang tua di Kebun Raya Cibodas, Cianjur



Dari membicarakan Indonesia dengan keindahan alamnya, mulai dari kota kelahiranku Sukabumi sampai tempat yang menyimpan begitu banyak keindahan tumbuhan, Kebun Raya Cibodas yang ada di Cianjur, kita tidak akan pernah selesai menceritakan keanekaragaman hayati yang ada di negeri kita tercinta ini, Indonesia. Belum lagi keanekaragaman hayati yang ada di luar Indonesia, tidak akan pernah selesailah cerita ini. Sungguh luar biasa kekuasaan Tuhan akan segala ciptaan indahnya ini.


Tanpa tersadar, lewat cerita sederhana ini, aku semakin mencintai negeri yang kaya ini.
                        Indonesia, aku sungguh mencintaimu.
"Tidak ada yang bisa merusak alam Indonesia menjadi muram, kau akan selalu indah meski bintang menjemput malam, karena ada bulan yang senantiasa menjaga temaram."




                                                                                                                 Erfransdo
                                                                                                      Sukabumi, 14 Juli 2019


#KeanekaragamanHayati2019
#IDB2019KKH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar